Jakarta, Gatra.com - Greenpeace Indonesia menyebut, banjir akan menjadi kejadian rutin. Kepala Greenpeace Indonesia, Leo Simanjuntak mengatakan, hal tersebut sebagai dampak dari perubahan iklim dan masyarakat Indonesia harus menerima kenormalan tersebut.
"Perubahan iklim menjadi salah satu penyebab banjir. Secara ilmu, curah hujan ekstrem dalam waktu singkat terbukti menjadi indikasi kuat. Oleh karena itu, banjir akan menjadi kejadian rutin dan kita harus melihatnya sebagai kenormalan baru," ujarnya dalam konferensi pers di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (6/1).
Ia menuturkan, berdasarkan persoalan perubahan iklim, keseriusan Pemerintah Indonesia dipertanyakan. Bahkan, ketika Konferensi Perubahan Iklim ke-25 di Madrid ditutup, tidak ada perubahan dari angka penurunan emisi secara ambisius.
"Padahal hingga 2030, secara global, kita harus menahan suhu bumi di bawah 1,5 derajat celcius. Namun tidak ada ambisius dan apabila lewat dari angka tersebut, maka kita akan mengalami curah hujan lebih ekstrem dan pencairan es di kutub akan sampai ke Teluk Jakarta," katanya.
Untuk itu, perlu ada perubahan nyata dari Indonesia apalagi mengingat Indonesia masuk dalam 10 besar negara penghasil emisi karbon di dunia. Leo menyatakan, jangan ada lagi deforestasi dan konsumsi batu bara besar-besaran yang bisa menyumbang suhu bumi hingga 3-5 derajat celcius.