Dubai, Gatra.com - Iran mengumumkan, akan melanggar batas pengayaan uranium yang diatur dalam kesepakatan nuklir 2015. Pernyataan tersebut diumumkan lewat TV pemerintah Iran pada Minggu (5/1).
Televisi pemerintah mengatakan, Iran tidak akan mematuhi aturan yang ditetapkan dalam pakta kerja nuklir. Mereka tidak mempedulikan tingkat di mana uranium dapat diperkaya. Selain itu, jumlah uranium yang diizinkan untuk ditimbun atau digunakan untuk keperluan kegiatan penelitian dan pengembangan nuklir Iran.
"Iran akan melanjutkan pengayaan nuklirnya tanpa batasan dan berdasarkan kebutuhan teknisnya," kata pernyataan pemerintah yang dikutip oleh televisi, Minggu (5/1).
Diketahui, Iran melanggar batas kesepakatan nuklir sebagai tanggapan atas mundurnya Amerika Serikat (AS) dari pakta tersebut sejak 2018. Terlebih, AS menerapkan sanksi yang melumpuhkan perdagangan minyak Iran.
Iran menyetujui pembatasan kegiatan nuklirnya. Namun sebagai imbalan, mereka meminta AS mencabut sanksi yang merugikan perekonomian Iran.
Pakar non-proliferasi nuklir, Mark Fitzpatrick menilai, ancaman yang terus dinyatakan Iran sebetulnya telah menciptakan ruang diplomasi. Pasalnya, Iran tak pernah menyebutkan jumlah uranium yang akan dikembangkannya.
"Saya pikir mereka telah merencanakan ruang untuk negosiasi dan untuk mengambil langkah lebih lanjut jika mereka perlu," ucapnya.