Semarang, Gatra.com - Di Indonesia teknik memecahkan masalah psikis (jiwa) metode psikodrama belum sepopuler di luar negeri. Teknik ini menekankan aksi bermain peran dengan dorongan jiwa untuk mengeksplor masalah.
Hal itu diungkap motivator sekaligus Psikolog, Ratmono Adi dalam seminar parenting mengupas Teknik Psikodrama yang digelar Genius Multi Media, di Nirwana Stabel Semarang, Minggu (5/1).
"Intinya pada komunikasi saling memahami, empati dan merasakan bagaimana rasa menjadi masing-masing peran yang tengah dipecahkan," kata Ratmono, menafsirkan Psikodrama.
Psikodrama akan membantu dan membangun hubungan diri sendiri, mencakup tentang masa lalunya yang sudah bisa diterima dan mengenal diri, dan tidak khawatir masa depan akan cita-cita. Membangun lebih baik dengan orang lain, bisa dengan atasan, rekan kerja, pasangan, tetangga, atau anak.
"Juga membangun hubungan dengan yang kuasa secara spiritual, lingkungan dan yang diluar dirinya untuk lebih baik lagi," katanya.
Tindakan psikodrama dilakukan dengan membuat kelompok semacam diskusi dengan tindakan bermain peran. Saling mengenalkan diri, mengungkapkan semua secara jujur masalah tiap anggota kelompok, saling berempati, memberi masukan dan saling menguatkan dengan bertindak.
"Ini akan mengasah mana yang lebih pas yang akan diselesaikan," katanya.
Psikodrama juga efektif sebagai sarana menjaga keharmonisan rumah tangga. Bagaimana menjaga pola komunikasi yang hangat antar anggota dalam keluarga.
"Bagi keluarga, ambil permasalahan yang gampang, kalau dia familiar dengan spiritual ya kita ajak ke sana," katanya.
Pola-pola komunikasi serta pengalaman masa lalu juga ikut disertakan dalam psikodrama bagi rumah tangga. Seperti bagaimana hubungan baiknya dengan ibunya saat masa kecil.
"Itu akan membatu hubungan dia dengan anaknya, istrinya atau suaminya. Mana yang familiar atau mudah digarap, tekniknya begitu," katanya.
Pola tersebut akan menjadi pelajaran bersama. Emosi natural seperti menangis akan mendapat tindakan spontan dari para anggota dengan pelukan, berpegang tangan dan dukungan sebagai penguat.
"Psikodrama membantu mengenal diri sendiri, menentukan bagaimana bersikap dan menjalani kehidupan," katanya.
Kundarti Ari, Owner Genius Multi Media mengatakan, kegiatan tersebut sebagai motivasi para orang tua di awal tahun 2020. Terutama mengasah ilmu parenting dan kesehatan.
"Kita deteksi kesehatan dan mengeksplore dirinya. Dengan psikodrama mereka menjadi seseorang yang sebetulnya mampu, tapi belum disadari," katanya.
Kegiatan lainnya ada deteksi dini kesehatan melalui telinga oleh praktisi kesehatan Hary Nugroho, dengan melihat warna, bentuk, guratan daun telinga. Juga menghadirkan penyabet Golden Wedding Story, eyang Ruslan (77) beserta pasangannya Sugiatun (67) asal Pati Jawa Tengah, yang menembus 50 tahun usia pernikahan.
"Tujuannya mereka pulang sehat, pulang bahagia dan menjadi semangat baru di tahun 2020. Serta menunjukan jika membina rumah tangga sampai kakek nenek 50 tahun bisa, dan ada contoh nyatanya," katanya.