Yogyakarta, Gatra.com - Menjelang kongres Partai Amanat Nasional, konflik antara Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mencuat. Kepemimpinan Zulhas dianggap gagal, ketokohan Amien dinilai jadi bom waktu.
Konflik ini juga dinilai dapat berpengaruh pada kandidasi calon usungan PAN di pilkada tahun ini, termasuk pada Ahmad Mumtaz Rais, putra Amien sekaligus menantu Zulhas. Mumtaz mendapat rekomendasi PAN pusat untuk diusung sebagai calon Bupati Sleman. Namun pengurus PAN Sleman hingga kini masih membuka penjaringan.
“Kalau keduanya (Amien dan Zulhas) berkompetisi hingga menyebabkan DPP pecah, ya bisa berdampak besar pada penominasian kandidat dalam pilkada,” kata pengajar komunikasi politik Universitas Gadjah Mada, Nyarwi Ahmad, saat dihubungi Gatra.com, Minggu (5/1).
Nyarwi bahkan menyatakan dampak konflik itu bukan hanya untuk Mumtaz, tapi ke seluruh pilkada. Namun Mumtaz terasa istimewa karena sosoknya sebagai putra Amien.
“Pada Mumtaz, brand personal Amien Rais tetap punya pengaruh ke elektoral. Bisa positif ke penggemar Amien, bisa negatif untuk kalangan yang tak suka sosoknya,” tutur dia.
Menurut Nyarwi, bukan hanya berpengaruh pada putranya, dominasi figur Amien di tubuh PAN memang masih kuat. “Ini bisa jadi berkah sekaligus kutukan,” kata dia.
Dalam jangka panjang, menurut Nyarwi, ketergantungan pada sosok Amien Rais bisa memicu krisis kepemimpinan di PAN. “Jika tidak direspons dengan strategi organisasi dan marketing politik yang canggih, bukan tak mungkin, hal itu dapat menjadi bom waktu yang dapat merontokkan basis elektoral PAN di masa mendatang,” kata dia.
Apalagi saat ini Zulhas juga tak mampu memperluas pengaruh dan perolehan suara PAN di pemilihan legislatif 2019. “Sudah saatnya PAN mencari figur ketua umum baru yang mampu memiliki strategi marketing politik yang lebih bagus dan memiliki daya magnetik elektoral yang kuat,” ujar Nyarwi.