Bogor, Gatra.com – Demi mengetahui bencana, Presiden Joko Widodo segera meminta Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo menemaninya berkunjung ke lokasi-lokasi musibah. Beberapa hari sebelumnya, setidaknya sejak pagi 1 Januari, Doni sendiri selalu berusaha untuk tiba lebih awal sebagai representasi kehadiran negara di lokasi bencana.
Pada pagi ini, Ahad (5/1), tiga unit helikopter TNI-AU sudah standby di Lanud Atang Sanjaya Bogor. Satu heli di antaranya, ditumpangi Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Kepala BNPB Doni Monardo.
Setelah terbang, 5 menit menjelang sampai di titik lokasi, helikopter berbendera merah putih dan bernomor ekor H-3204 itu gagal mendarat akibat cuaca buruk. Dua helikopter berisi rombongan lainnya, beberapa menit sebelumnya berhasil mendarat.
Dua sampai tiga kali pilot helikopter kepresidenan berwarna biru dan strip merah putih itu melakukan approach, sedia mendarat. Sebanyak itu pula percobaan gagal, akibat cuaca buruk. Dalam hal itu, “pemegang kekuasaan” adalah pilot. Alhasil, Presiden, Panglima TNI, Menteri PUPR, dan Kepala BNPB pun pasrah ketika pilot memutuskan untuk tidak mendarat, dan kembali ke Atang Sanjaya.
Sejatinya, di Lanud Atang Sanjaya pun Presiden sudah diberi tahu ihwal kemungkinan cuaca jelek dan gagal mendarat di Sukmajaya. Akan tetapi, Presiden Joko Widodo meminta pilot tetap menuju lokasi bencana dan take a risk.
“Pak Doni, apa yang harus dilakukan (untuk mencegah longsor)?” kata Presiden usai gagal mendarat di daerah bencana. Spontan Doni menjawab, “Kembalikan fungsi lahan dengan menanam vertiver, Pak Presiden," katanya seperti dikutip dari rilis yang diterima Gatra.com, Ahad (5/1).
Vertiver adalah jenis tanaman yang kita kenal dengan nama akar wangi atau narwastu. Tanaman ini adalah sejenis rumput yang berasal dari India. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Poaceae, dan masih sekeluarga dengan sereh atau padi.
Sekalipun berjenis rumput, tetapi memiliki akar yang menghunjam hingga kedalaman dua sampai dua setengah meter. Tak pelak, vertiver menjadi pilihan terbaik untuk ditanam di lahan bekas HGU (Hak Guna Usaha) yang telah digunduli, tanpa reboisasi. "Ribuan lokasi bekas HGU, pohonnya sudah ditebangi dan ditinggal begitu saja," ungkap Doni.
“Bioteknologi vertiver sudah diujicoba dan mendapat pengakuan World Bank bahkan PBB. Di banyak tempat dan negara, tanaman ini sudah dikenal luas sebagai tanaman pencegah longsor,” imbuh Doni.
Presiden menarik napas panjang. Ia tampak lega mendapat solusi dari Doni. Sejurus kemudian, Presiden memerintahkan Doni Monardo segera melakukan penanaman vertiver di area gundul, utamanya di lereng-lereng pegunungan.
Untuk itu, Doni diminta melibatkan anggota TNI yang punya kualifikasi panjat tebing, termasuk kelompok Wanadri kelompok pendaki gunung yang memiliki keahlian mendaki. “Tahap awal saya siapkan seratus-ribu bibit akar wangi, Bapak Presiden,” ujarnya.
Tak pelak, Doni mendapat PR agar menanam di daerah dengan tingkat kemiringan tertentu yang dalam kondisi gundul, dan rawan longsor.
Doni menyebut, bukan satu-dua lokasi saja, melainkan terdapat ribuan titik rawan longsor di Tanah Air. Itu semua diawali dengan pemberian HGU kepada perusahaan tanpa kontrol serta kewajiban menghijaukan kembali lahan HGU diabaikan dan telah digunduli semena mena.
Penggundulan itu sudah terjadi 10 hingga 20 tahun yang lalu, dan tahun-tahun ini baru berdampak longsor. Dengan adanya instruksi presiden untuk menanam akar wangi tadi, diharapkan ke depan tragedi longsor bisa dikurangi, atau bahkan dicegah sama sekali.
"Di sela-sela tanaman akar wangi, akan diseling tanaman keras seperti sukun, aren, dan alpukat. Selain punya nilai ekologis, juga punya nilai ekonomis,” ucap Doni.
Sebagai tambahan informasi, setiba di Atang Sanjaya, Presiden memerintahkan Menteri PU dan Perumahan Rakyat langsung menuju Kecamatan Sukajaya melalui jalur darat untuk memastikan peralatan berat berfungsi optimal sehingga akses menuju dan ke Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor dapat dibuka.
Kementerian PUPR mencatat ada enam desa di Kecamatan Sukajaya yang terisolir akibat jalan akses tertutup longsor yakni Desa Kiarasari, Kiara Pandak, Urug, Cisarua, Cileuksa dan Pasir Madang. Menteri Basuki sejak kemarin (4/1) sesuai arahan Presiden telah mengirimkan 6 alat berat ke lokasi longsor, yaitu 6 excavator, 1 loader, dan 1 buildozer.