Jakarta, Gatra.com - Ketua DPD RI, La Nyalla Mattaliti memberikan bantuan kepada korban banjir di RW 02, Kecamatan Cengkareng, Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Barat, Minggu (5/12). Jumlah santunan itu mencapai Rp75 juta beserta beberapa bahan makanan.
La Nyalla beserta rombongan tiba di Kantor ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) di Jalan Haji Djairi RT 01 RW 04. Mengenakan kemeja putih berkopiah hitam, ia turun bersama sang istri yang juga Penasihat Dharmawanita DPD, Enny Ratnawati yang diikuti anak serta cucu-cucunya.
Dalam rombongan itu juga terlihat Sekjen DPD Reydonnyzar Moenek, anggota DPD dapil DKI Jakarta, Sylviana Murni beserta Fahira Idris. Kedatangan mereka diiringi gerimis yang turun sejak pukul 07.15 WIB.
La Nyalla tak berbicara banyak, bahkan tak memberi sambutan dalam pemberian bantuan secara simbolis itu. Ia hanya berharap masalah banjir bisa secara cepat diatasi.
"Harapan kami mudah-mudahan semuanya terselesaikan dengan baik dan kita berharap warga di sini bersabar," kata dia selepas acara penyerahan bantuan.
Selain Jakarta Barat, La Nyalla juga bakal menyambangi korban dampak banjir di Bekasi. Ia disebut bakal memberikan nominal bantuan yang sama dengan uang pribadi. Namun terkait daerah yang dikunjungi, La Nyalla belum bisa membeberkannya.
Tercatat sebanyak enam kelurahan di Kecamatan Cengkareng terdampak banjir. Camat Cengkareng, Muhammad Fakih mengatakan, kelurahan yang paling parah terdampak banjir adalah Duri Kosambi dan Rawa Buaya.
Baca juga: Soal Banjir Jakarta, Hasto Serang Anies Baswedan
"Paling parah Duri Kosambi dan Rawa Buaya. 14 RW Rawa Buaya seluruhnya terendam banjir," kata dia saat memberi sambutan di hadapan La Nyalla beserta jajaran DPD.
Fakih melanjutkan, ketinggian air di dua RW Kelurahan Rawa Buaya bisa mencapai 2,5-2,9 meter. Sementara banjir terendah 60-80 sentimeter. Ia mengeluh pihaknya kewalahan atas sampah yang merupakan imbas dari banjir tersebut.
Sementara soal bantuan yang diberikan, Fakih tak menampik bahwa uang sebesar itu akan sulit dipertanggungjawabkan. Ia bersama jajarannya bakal memikirkan teknis pendistribusian bantuannya.
"Akan lebih mudah jika diberikan langsung ke masyarakat. Tapi takut jadi bancakan lagi. Kami menakutkan adanya fitnah," keluhnya.