Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menghimbau kepada masyarakat agar dapat lebih mempercayai prakiraan cuaca yang dirilis secara resmi oleh BMKG.
Dwikorita menyebut masyarakat saat ini masih banyak yang belum memahami perbedaan dari Perkiraan cuaca dengan Prakiraan cuaca. Padahal BMKG dalam melakukan perilisan Prakiraan cuaca selalu berlandaskan data.
“Ini juga menjadi pembelajaran bagi kami. Pada seminggu, bahkan pada tanggal 30 Desember lalu prakiraan kami masih belum dianggap tidak membawa dampak yang dahsyat. Publik pun masih menganggap Prakiraan itu sebgai Perkiraan,” kata Dwikorita di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (3/1).
Dwikorita juga menceritakan bahwa prakiraan cuaca yang dilakukan oleh BMKG, sejatinya telah diolah dari mulai proses pengambilan data lewat satelit dan radar. Sehingga pengumpulan data tersebut dilakukan secara sistematis.
“Prakiraan yang dilakukan BMKG mempunyai tingkat akurasi sekitar 80-85 persen. Jadi, tentunya masih bisa meleset sekitar 10-15 persen. Tapi saya mohon, percayalah pada prakiraan dan jangan hanya dianggap sebagai perkiraan,” kata Dwikorita.
Dwikorita juga menyampaikan mengenai intensitas hujan di wilayah Jabodetabek diprakirakan masih akan tinggi pada tanggal 5-10 Januari mendatang. Dan pada tanggal 11-15 mendatang diprakirakan hujan lebat akan menghampiri wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan timur, Kalimantan Selatan, lalu menuju Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
“Tanggal 5 masuk lagi di Samudra Hindia dari timur Afrika, udara basah diprakirakan masuk melalui Sumatera Barat pantai barat Sumatera. Tujuannya samudra pasifik. Tapi jalurnya lewat kepulauan Indonesia. Menuju Kalimantan. Nyenggol ke Jawa Babel, Sumsel, Lampung,” katanya.