Baghdad, Gatra.com - Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala Pasukan Quds elit, dan arsitek berpengaruh militer Iran di Timur Tengah terbunuh dalam serangan udara pada Jumat (3/1) di bandara Baghdad.

Komandan tertinggi milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, seorang penasihat Soleimani, tewas dalam serangan yang disahkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Pembunuhan Soleimani menandai peningkatan dramatis dalam "perang bayangan" regional antara Iran dan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, terutama Israel dan Arab Saudi. Hal ini dengan cepat meningkatkan pola serangan.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas dendam.

Iran telah dikunci dalam konflik panjang dengan Amerika Serikat yang meningkat tajam pekan lalu dengan serangan terhadap kedutaan AS di Irak oleh milisi pro-Iran. Ini dilakukan setelah serangan udara AS terhadap milisi Kataib Hezbollah, yang didirikan oleh Muhandis.

"Atas arahan presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang menentukan untuk melindungi personil AS di luar negeri. Terutama membunuh Qassem Soleimani," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Pemogokan ini bertujuan untuk menghalangi rencana serangan Iran di masa depan, ”tambahnya.

Pejabat A.S., berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa Soleimani telah tewas dalam serangan pesawat tak berawak. Pengawal Revolusi Iran mengatakan dia terbunuh dalam serangan helikopter Amerika.