Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi Indonesia sepanjang 2019 sebesar 2,72% year on year (yoy). Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, angka tersebut merupakan terendah sejak 20 tahun terakhir. Saat itu, inflasi dalam negeri tumbuh sekitar 1,9% yoy.
"Hampir semua komponen inflasi 2.72%. Ini merupakan titik terendah selama 20 tahun terakhir. Sebelumnya, terendah tahun 99 waktu itu 1,9% kurang lebih," ujar di kompleks perkantoran BI, Jumat (3/1).
Lebih lanjut Perry menjelaskan, dibandingkan dengan tahun 1999, angka inflasi di sektor transportasi lebih rendah, yaitu hanya sebesar 0,03%. Lebih sedikit dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 0,06%.
Begitu juga dengan angka inflasi perumahan, perkiraan sebelumnya 0,05%, dengan realisasi hanya 0,02%. Tidak hanya itu, inflasi bahan makanan juga terhitung lebih rendah, dibandingkan tahun 1999, sebesar 0,16%.
"Inflasi makanan juga lebih rendah alhamdulilah. Kita tutup 2019 lalu dengan harga terkendali year or year-nya 2,7%. Terendah sepanjang 20 tahun terkahir," imbuh dia.
Rendahnya angka inflasi tahun ini, lanjut Perry, juga dipengaruhi momentum Hari Raya Natal dan libur Tahun Baru (Nataru).
Karena kedua momen itu, kondisi penjualan di sektor riil semakin membaik. Begitu juga dengan ekspekassi penjualan yang semakin tumbuh. Sebelumnya, indeks ekspekatasi penjualan diperkirakan tumbuh sebesar 154,3 poin, tapi realisasinya tumbuh sebesar 156,1 poin.
"Jadi secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa kegiatan sektor ekonomi riil geliatnya meningkat. Hal ini dilihat dari sisi konsumsi, sebagaimana terindikasi di indeks konsumen maupun di penjualan riil," ujar Perry.