Yogyakarta, Gatra.com – Dua tokoh Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Busyro Muqoddas, mengungkapkan duka mendalam atas meninggalnya salah satu Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas. Wafatnya ulama santun nan sederhana ini dianggap kehilangan besar bagi Muhammadiyah.
Saat ditemui di kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, tempat jenazah Yunahar disemayamkan, Haedar menyatakan Yunahar sosok ulama santun yang selalu menjunjung akhlak mulia.
“Almarhum Yunahar Ilyas yang masih menjabat Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih, Tajdid, dan Tabligh dan Wakil Ketua Umum MUI Pusat 2015-2020 meninggal Kamis (2/1) sekitar jam 23.47 WIB di RS Sarjito karena gagal ginjal,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah itu, Jumat (3/1).
Haedar mengungkapkan, dirinya dan Yunahar telah berkawan tak kurang dari 40 tahun. Menurut Haedar, semasa hidupnya Yunahar piawai sebagai ahli tafsir. Keduanya juga menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Di UMY, Yunahar merupakan Guru Besar Fakultas Agama Islam. "Banyak teladan baik yang bisa dicontoh dari beliau. Penguasaan ilmu agamanya mendalam, khususnya di bidang tafsir," jelas Haedar.
Haedar melihat Yunahar juga mumpuni berdakwah dengan materi yang mudah dicerna umat, ramah, dan mudah bersahabat, serta hati-hati dalam bersikap sehingga menjadi figur yang bijaksana.
"Semoga almarhum husnul khatimah dan di terima di sisi Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal 'alamiin," ucap Haedar.
Pandangan senada juga diungkapkan oleh salah satu Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas. Busyro berkata sosok Yunahar sederhana tapi kaya dengan moralitas, spiritualitas, dan keteladanan.
“Sebagai Wakil Ketua Umum MUI Pusat, almarhum memiliki karakter kuat yang senantiasa menjaga martabat dan marwahnya,” kata mantan Ketua KPK ini.
Busyro mengatakan Yunahar punya karakter sederhana dan tidak mementingkan aspek materi. Busyro ingat, selama hidupnya Yunahar kerap menolak berbagai tawaran, termasuk jabatan.
Yunahar lahir di Bukittinggi, 22 September 1956. Ia menyandang dua gelar S1 yakni dari Fakultas Usluhuddin Universitas Ibnu Riyadh (1983) dan Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol tahun 1984. Gelar S2 dan S3 diselesaikan di Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga pada 1996 dan 2004.
Di perserikatan Muhammadiyah, Yunahar menjabat sebagai Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah periode 2000-2005 dan pada periode 2005-2010 menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah.
Sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah, Yuhanar dirujuk ke RS Sardjito guna menjalani operasi cangkok ginjal. Sebelum dimakamkan di Karangkajen pukul 13.00 WIB ini, jenazah disemayamkan di kantor PP Muhammadiyah dan dipindah ke Masjid Gedhe Kauman.