Jakarta, Gatra.com - Banjir yang menerjang sejumlah wilayah di Jabodetabek menimbulkan korban jiwa dan beberapa orang harus dievakuasi ke pengungsian. Evakuasi pun terkendala oleh arus yang deras.
"Salah satu kendala itu arusnya deras, terus tingginya air, kemudian evakuasi dilakukan sampai malam hari, dan kurangnya perahu karet. Nah, hari ini akan dilengkapi juga grup penyelamat beserta dengan perahu karetnya," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo di Jakarta, Kamis (2/1).
Baca Juga: BPPT Gunakan TMC untuk Antisipasi Banjir di Jabodetabek
Menurutnya, sampai saat ini daerah yang paling sulit untuk dilakukan evakuasi adalah daerah yang airnya masih tinggi seperti Kemang Pratama. Selain itu karena arusnya yang deras. "Bahkan tadi dapat info kalau di sana ada tanggul yang jebol," ujarnya.
Meski begitu, sampai saat ini belum ada pernyataan tanggap darurat bencana banjir. Namun, BNPB dapat menetapkan status keadaan darurat kira-kira dalam 7-14 hari ke depan.
Sementara itu, data pengungsi yang dihimpun oleh BNPB juga mengalami peningkatan. Dari yang berjumlah sekitar 31.000 orang, kini terus naik lagi menjadi 62.443 tersebar di 302 titik.
Baca Juga: Enam Tahanan Rutan KPK Dievakuasi Karena Banjir
"Untuk cadangan makanan dan bantuan konsumsi di pengungsian aman. Kami serahkan ke wali kota atau bupati setempat dan BPBD. Bantuan pun kita serahkan ke BPBD," kata Agus.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan masih akan terus terjadi puncaknya sampai Maret. Masyarakat yang pemukimannya memang berpotensi meninggi airnya diimbau segera evakuasi ke tempat pengungsian sementara.