Home Gaya Hidup Biaya Jutaan Per Bulan, Penangkar Buaya Kesulitan Biaya Paka

Biaya Jutaan Per Bulan, Penangkar Buaya Kesulitan Biaya Paka

Banyumas, Gatra.com – Berawal dari kecintaannya terhadap reptil, Fatah Arif Suyanto (48 th), warga Dawuhan Kulon, Banyumas, kini memelihara atau menangkarkan buaya. Buaya itu ditangkarkan demi melindungi populasinya yang semakin turun.

Tetapi, menangkarkan buaya bukan lah pekerjaan enteng. Fatah membutuhkan biaya pemeliharaan terutama pakan. Seperti diketahui, buaya ada hewan karnivora, alias pemakan daging.

“Paling berat itu ya, biaya pakan memang mahal,” Katanya.

Konsumsi terbanyak adalah ayam pedaging. Alasannya ayam mudah didapat. Selain itu harganya juga relatif lebih murah dibandingkan dengan daging sapi atau lainnya.

Selain itu, tak mudah untuk memelihara apalagi menangkarkan buaya. Hewan yang di alamnya diklasifikasikan sebagai predator puncak itu adalah jenis hewan liar dan ganas. Perlu orang-orang terlatih untuk merawat buaya.

Tiap bulan Fatah mengeluarkan jutaan rupiah untuk biaya pakan dan pemeliharaan. Dana yang dikeluarkan adalah uang pribadi. 

Fatah, kesehariannya adalah pemborong di bidang konstruksi. Lainnya, ia kerap membantu sebuah perusahaan entertainment. Tentu saja, keuangannya terbatas.

Untuk mengurangi biaya pakan, Fatah kerap memesan ayam mati kepada anak kandang ayam pedaging yang banyak bertebaran di sekitar Dawuhan Kulon. Tepi, jumlah ayam mati tak pasti. Kadang banyak, kadang juga sama sekali tak ada.

“Kalau ayam mati itu kan juga banyak yang nyari sehingga jumlahnya tidak pasti,” jelasnya.

Meski hingga kini belum menghasilkan, ia tetap berkomitmen penuh untuk memelihara dan menangkarkan buaya. Ia yakin, suatu hari nanti, buaya-buaya itu akan menghasilkan dan bisa untuk melastarikan generasi selanjutnya.

“Makanya, ke depan saya ingin agar ini dikembangkan sebelum sampai ke penangkaran yang menghasilkan, ya bisa menjadi tempat wisata. Agar ada pemasukan untuk membantu membeli pakan buaya,” ujarnya.

2458