Grobogan, Gatra.com - Ratusan perusahaan dari Jawa Barat bakal beralih haluan ke Jawa Tengah. Apalagi Jawa Tengah memiliki sejumlah keunggulan dan potensi yang mendukung industri yang dapat bertahan dan berkembang untuk jangka panjang.
Ketua DPP PKB, Marwan Jafar mengatakan, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jateng relatif rendah dibandingkan Jabar. Selain itu, ketersedian air yang merupakan satu di antara komponen penting dalam dunia industri masih berlimpah ruah.
"UMK di Jawa Tengah relatif rendah dan air juga masih oke. Itu kelebihan Jawa Tengah dibanding Jawa Barat. Tentu pelaku usaha sudah mempertimbangkan itu, sehingga mereka ingin beralih lokasi," ujarnya selepas reses di Gedung NU Grobogan, Selasa (31/12).
Anggota Komisi VI DPR RI itu menjelaskan, UMK yang berlaku pada 35 kabupaten/kota di Jateng jauh di bawah daerah di Jabar seperti Karawang, Bekasi dan Purwakarta. Pada 2019 kabupaten/kota di Jateng menerapkan UMK di bawah Rp3 juta.
"UMK di Karawang pada 2019 sebesar Rp4,23 juta, Kabupaten Bekasi Rp4,22 juta dan Purwakarta Rp3,7 juta. Pada tahun yang sama, UMK tertinggi di Jateng senilai Rp2,4 juta, yakni diberlakukan Kota Semarang," ujarnya.
Disamping itu, ia melanjutkan, lahan di Jateng juga begitu luas untuk menampung industri padat karya.
"Jawa Tengah sangat siap, apalagi Grobogan. Lihat saja tanahnya begitu luas dan kandungan air yang mencukupi," ujar mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi itu.
Marwan menyebut, masuknya industri dari Jabar ke Jateng bahkan telah berlangsung. Ia memperkirakan, tahun 2020 sebagian besar perusahaan di Jabar beralih ke provinsi ini, lantaran menjadi kebutuhan mendesak.
"Saya kira di atas 50 persen yang akan pindah ke Jateng. Saat saya kunjungan kerja ke Jabar dan Banten kondisinya sudah sangat berbeda. Ini soal tripartit industrial kok, jadi menyesuaikan," ucapnya.
Menurutnya kondisi ini menjadi peluang untuk mengurangi angka pengangguran. Masuknya ratusan industri ke Jateng, bakal meningkatkan taraf perekonomian masyarakat karena menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
"Akan berdampak pula pada kemunculan pelaku ekonomi kecil di sekitar lokasi industri," ucapnya.