Semarang, Gatra.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tegah perlu menjalin sinergisitas dengan semua pihak untuk dapat mencapai target menurunkan angka kemiskinan 9,8% pada 2020.
Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama Universitas PGRI Semarang (Upgris) Ir. Suwarno Widodo M.Si, mengatakan, masalah kemiskinan multidimensi sehingga penanganannya harus dilakukan bersama-sama.
Untuk itu, Suwarno mengusulkan Pemprov Jawa Tengah (Jateng) menjalin sinergisitas dengan akademisi perguruan tinggi (PT), pelaku bisnis (pengusaha), masyarakat, media, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
“Jadi pemerintah jangan hanya sekadar retorika, langsung bergerak dengan melakukan sinergisitas dengan semua pihak,” katanya kepada Gatra.com di Kampus Upgris, Selasa (31/12).
Pemprov Jateng lanjutnya, memang sudah melakukan sinergisitas duduk bareng untuk menangani kemiskinan, tapi belum ada master plan program yang jelas sehingga masing-masing berjalan sendiri.
"Mestinya sudah ada master plan, serta ada pembagian tugas masing-masing yang jelas, semisal pergurun tinggi menangani pemberdayaan masyarakat, pengusaha dengan dukungan dana corporate social reponsibility (CSR)," ungkapnya.
Bila pengentasan kemiskinan di Jateng digarap bersama-sama dengan program terpadu yang jelas, tidak dilakukan sendiri-sendiri akan dapat tercapai.
“Kuncinya pada pemerintah harus aktif mengajak semua pihak bergotong-royong mengentaskan kemiskinan. Jika ini bisa berjalan saya optimistis angka kemiskinan di Jateng bisa turun,” ujar Suwarno.
Menurutnya, Pemprov Jateng belum melibatkan secara maksimal kalangan perguruan tinggi dalam pengentasan kemiskinan. Padahal perguruan tinggi memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) untuk pemberdayaan masyarakat.
“Upgris sudah mempunyai road map pemberdayaan masyarakat miskin sehingga penelitian dosen fokus pada masyarakat marginal atau miskin,” ucap Ketua Forum LPPM Perguruan Tinggi se-Jateng ini.
Di samping itu kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa Upgris pada 2020 dikonsentrasikan pemberdayaan masyarakat, terutama pemuda miskin.
“Kami diajak Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jateng untuk melakukan KKN di desa miskin di Kecamatan Tegowanu Grobogan, Kecamatan Demak, Mranggeng, dan Wonosalam Demak,” kata Suwarno.