_thumb.jpg "Bupati Manggarai Barat Minta Masyarakat Harus Berantas Judi Online")
_(1)_11zon1_thumb.jpg "Keluarga Optimistis Menangkan PSU DPD RI Eks Terpidana Kasus Suap")
Jakarta, Gatra.com - Pengamat Hukum, Munarman mengkhawatirkan banyak bermunculannya pemimpin karbitan di Indonesia. Pasalnya, ia melihat banyak terjadi proses kenaikan jabatan yang didasari kepentingan politik.
"Kita lihat kolonel baru bisa jabatan naik itu setelah empat tahun. Tetapi kalau tadi dipaparkan (Jendral TNI Andika Perkasa) dalam tiga tahun naik pangkat. Jendral lagi," katanya dalam acara Leadership Outlook 2020 di Jakarta, Selasa (31/12).
Menurutnya, kedekatan serta pergaulan seseorang dengan pihak tertentu bisa mempercepat kenaikan jabatan, terlebih dalam lingkungan aparat kepolisian. Ia menyebut, kenaikan pangkat murni berdasarkan kinerja dalam aparat kepolisian hanya sampai tingkat Komisaris Besar (Kombes) saja.
"Jadi betul jabatan bintang itu orang yang sering keluar malam sebetulnya. Kalau enggak keluar malam bintangnya enggak ada. Jadi ini soal pergaulan sebenernya. Bukan soal kinerja lagi, karena kinerja itu siang hari," sindir Munarman, yang juga jubir FPI ini.
Seleksi kenaikan pangkat selanjutnya, disebut Munarman hanya berdasarkan aspek politik tanpa melihat kinerja. Bahkan, ia mengatakan, kesan oligarki dalam hal ini sangat kuat.
"Seleksinya bukan lagi kinerja tapi aspek politik. Problemnya kalau semata-mata yang di-create, maka pimpinan karbitan akan terus bermunculan," ungkap Munarman.
Padahal, menurutnya, saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang tahan banting dalam dinamika politik. Maupun memilki kemampuan yang memadai mengisi jabatan tertentu.
