Denpasar, Gatra.com - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Letjen TNI (Purn) dr Terawan Agus Putranto SpRad (K) RI bersama Gubernur Bali, Dr I Wayan Koster, meresmikan poliklinik tradisional dan komplementer Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Kota Denpasar, Bali di Aula Poliklinik rumah sakit setempat, Senin (30/12).
Wayan Koster dalam kesempatan tersebut mengatakan, baru saja menyelesaikan Pergub Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali, sebagai upaya agar pelayanan kesehatan tradisional bisa dibuka di seluruh rumah sakit yang ada di Bali, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta.
“Di Bali ini ada sastra, ada lontar, ada referensi yang luar biasa dan bisa digunakan. Ini yang menjadikan kesehatan tradisional Bali bisa menjadi unggulan yang berbasis kearifan lokal. Ini yang kami jalankan di Bali,” katanya.
Pelayanan kesehatan tradisional Bali nantinya akan dikembangkan sesuai dengan standar, sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat. Salah satu yang disiapkan adalah tanaman yang memiliki khasiat dan menyembuhkan penyakit. Dengan demikian, akan dibangun industri herbal.
Dia mengaku telah membentuk tim guna menyusun daftar tanaman herbal tersebut. Rencananya, tanaman-tanaman tersebut akan dikembangkan di daerah Bangli, Karangasem, dan Tabanan.
“Bali dengan kekayaan sastra, referensi serta tanamannya, harusnya Bali ini bisa mengalahkan Cina dalam pengembangan obat tradisional. Seharusnya Bali yang mengembangkan obat herbal bukan Cina. Ini karena kita tidak mendayagunakan industri herbal ini,” ujarnya.
Menkes Terawan mendukung pengembangan layanan kesehatan tradisional yang bersumber pada kearifan lokal yang ada di Pulau Dewata, sekaligus mendorong RSUP Sanglah mengembangkan helath tourism, traveling medicine, dan pelayanan tradisional komplementer dengan local genius.
Bahkan, Terawan memberikan branding 'Traditional Balinese Medicine’. Pihaknya bersama dengan Gubernur Bali akan mencanangkan ‘Traditional Balinese Medicine (TBM)’ di setiap rumah sakit di Bali.
“TBM kami canangkan berdua dengan Gubernur Bali. Jadi apa yang ada di sini, kan Bali punya kearifan lokal, diberdayakan semua. Semua kan literaturnya banyak, pakai lontar, pake kitab-kitab. Itu ada semua dan dicatat. Buktinya warga Bali sehat-sehat, sedangkan dulu tidak ada kedokteran modern,” katanya.
Dimulai dari Bali, pengembangan layanan tradisional di daerah lainnya juga rencananya akan dikembangkan sesuai kearifan lokal yang berkembang.
“Pengembanngannya di Bali dulu saja lah. Karena tiap daerah punya kearifan lokal sendiri-sendiri. Mulai dari Bali sebagai center,” katanya.