Home Milenial Pengamat: Wamen Dikbud Harus Paham Pendidikan dan Birokrasi

Pengamat: Wamen Dikbud Harus Paham Pendidikan dan Birokrasi

Jakarta, Gatra.com - Keberadaan sosok Wakil Menteri di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dirasa menjadi satu hal yang krusial dalam mendukung visi dan program kerja Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, dalam 5 tahun kedepan. 

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji menyebut latar belakang sosok Mendikbud Nadiem yang notabenenya "orang baru" di dunia birokrasi membutuhkan sosok pendamping yang tepat dalam paham birokrasi dan isu pendidikan. 

Apalagi, Kemendikbud sendiri merupakan salah satu Kementerian yang mempunyai birokrasi rumit karena harus banyak melakukan birokrasi lintas kementerian dalam pelaksanaannya.

"Urusan pendidikan ini tidak hanya di Kemendikbud. Tapi ada juga di Kemendagri, Kemenag, KemenPAN RB, Bappenas, Otda dan masih banyak lagi. Maka penting ada Wamen. Tapi Wamen selain paham birokrasi, juga harus paham isu pendidikan," kata Ubaid dalam Diskusi bertajuk Catatan Akhir Tahun "Quo Vadis Pendidikan Indonesia" di Kawasan Cikini, Jakarta, Senin (30/12).

Ubaid juga menekankan Wamendikbud harus merupakan sosok yang sudah lama berkecimpung di dunia pendidikan, bukan hanya ahi dalam birokrasi. Ini penting mengingat saat ini masih ada yang meragukan bahwa Mendikbud Nadiem bisa mengurusi persoalan pendidikan sendirian.

"Karena pak menteri ini orang baru di birokrasi. Saya tidak yakin dia mampu menggerakan Kemendikbud yang birokrasinya cukup ketat dan ada orang-orang lama disana. Wamendikbud nanti harus paham bahwa dia itu Second in Line dari Pak Menteri. Makanya sosoknya juga harus paham isu pendidikan dan mampu menggerakan birokrasi yang saat ini cukup susah diajak gerak. Itu yang penting," jelas Ubaid.

Pembina Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Qudrat Nugraha mengamini pernyataan Ubaid. Menurutnya, Kemendikbud harus memiliki sosok Wamen yang kuat karena pendidikan sendiri merupakan sektor yang mempunyai stakeholder yang banyak.

"Bayangkan murid saja ada 50 sekian juta, masa Wamennya tidak ada. Sedangkan, menariknya komisi pendidikan malah tidak ada. Itu satu contoh bagaimana sosok Wamen itu sangat kuat diperlukan," katanya.

94

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR