Jakarta, Gatra.com - Sepanjang tahun 2019, gempa bumi dinilai sebagai bencana alam yang paling merusak di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, dari total 3.768 bencana yang terjadi, 30 di antaranya adalah gempa bumi.

Gempa bumi terparah terjadi di Maluku pada 26 September 2019 lalu. Akibatnya, sebanyak 12.137 rumah mengalami kerusakan terbanyak dibandingkan bencana alam lainnya.

"Memang gempa bumi ini jarang terjadi, tetapi sekalinya terjadi dampaknya sangat besar," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo di kantornya, Jakarta Timur, Senin (30/12).

Meski begitu, Agus menambahkan, bahwa korban imbas dari bencana alam cenderung menurun. Sebab, sudah banyak masyarakat yang mulai siap siaga dan memahami kondisi cuaca yang berpotensi terhadap bencana alam.

"Ke depannya sih masyarakat harus tetap waspada dengan bencana geologi ini ya. Soalnya rata-rata wilayah di Indonesia memiliki peluang yang besar untuk terkena gempa bumi," ujarnya.

Sampai saat ini, belum ada alat yang dapat memprediksi kapan tepatnya gempa bumi terjadi. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sedang mengembangkan alat deteksi dini gelombang gempa yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2020 mendatang.

"Alat deteksi dini bisa mengetahui gelombang primer sebelum ke gelombang sekunder. Jaraknya dari primer ke sekunder ada 60 detik. Jadi sebelum goncangan hebat kita sudah bisa mencari pertolongan pertama dulu," ucap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.