Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), M. Fanshurullah Asa menargetkan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan jenis BBM tertentu (JBT) telah memberlakukan digitalisasi atau IT nozzle pada 2020 mendatang.
Melalui pemberlakuan IT nozzle, diharapkan penyalurannya BBM akan lebih tepat sasaran dan tepat volume. Digitalisasi dilakukan melalui pemasangan tiga jenis alat yaitu ATG (Automatic Tank Gauge), EDC (Electronic Data Capture), dan kamera CCTV
"Kami harap Juni 2020 semua SPBU sudah menerapkan IT nozzle dan mencatat nomor polisinya semua kendaraan yang menggunakan BBM bersubsidi dan BBM penugasan," ujar pria yang akrab disapa Ifan tersebut.
BPH Migas mencatat, ada 5.518 SPBU yang menjadi sasaran digitalisasi. Sebanyak 2.740 SPBU sudah memiliki ATG, 2.552 SPBU sudah menyediakan perangkat EDC, dan baru 601 SPBU yang mencatat nomor polisi kendaraan melalui kamera CCTV.
Ifan menuturkan, konsumen pengguna transportasi juga menerapkan teknologi tersebut. "Baru PT KAI yang menerapkan sistem HS, jadi ada sistem nozzle terkontrol yang tepat sasaran di lokomotifnya. Namun, Pelni dan ASDP belum menerapkan ini," katanya.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya menargetkan digitilasasi SPBU akan selesai pada triwulan pertama 2020.
"Kemudian kita juga akan mendorong Menggunakan cashless payment untuk di seluruh transaksi SPBU," ucapnya.
Dalam rangka mempercepat realisasi target tersebut, Pertamina memberikan insentif Rp5 per liter bagi pengelola SPBU yang telah menerapkan IT Nozzle dan mencatat nomor polisi kendaraan pelanggannya.
"Dan kita juga membuka call center 135 untuk masyarakat yang lihat adanya penjualan subsisdi BBM tidak tepat sasaran. Kami sudah mulai dan sedang berproses pak. [Berhubung] kapal lumayan banyak, jadi di 2020 kami menargetkan peningkatan signifikan untuk monitoring secara digital," bebernya.
Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi berujar, pihaknya siap menjalankan perintah dari BPH Migas terkait digitalisasi nozzle.
"Kami sudah mulai dan sedang berproses karena kapal lumayan banyak. Jadi di 2020 kami menargetkan peningkatan signifikan untuk monitoring secara digital," pungkasnya.