Cilacap, Gatra.com – Berawal dari ketidakpuasan, seorang pemuda di Cilacap, Bahtiar Zulham (25) menciptakan snare dan perangkat set drum dari kayu utuh. Menariknya, dari ciptaannya itu, ia berhasil meraup puluhan ribu dollar Amerika dari peminat luar negeri.
Tiar, begitu sapaan akrabnya, mengatakan warga di tujuh negara Amerika dan Eropa sudah membeli drum kayu solid ciptaannya. Ketujuh negera tersebut yakni Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Spanyol, Prancis, Irlandia, Hongkong, dan Singapura.
Dari ketujuh negara itu, dia menyebut warga Amerika dan Jerman adalah konsumennya yang terbesar. Di Amerika, konsumennya tersebar mulai California, Texas hingga Massachusetts.
"Satu snare drum paling murah harganya U$750, atau kira-kira Rp10 juta kalau dirupiahkan. Itu dari kayu mahoni atau mahogany dengan diameter 14 inci,” katanya.
Tetapi, ada pula yang lebih mahal. Terutama dari kayu yang sulit dicari. Misalnya, ulin, sonokeling, atau Meranti. Harganya di atas 1.200 Dollar Amerika, atau kisaran Rp15 juta.
Meski jarang, namun ada juga yang membeli satu set drum. Harganya antara Rp30 juta hingga Rp120 juta, tergantung jumlah snare atau perangkat dan jenis kayunya.
“Satu set drum, lengkap, paling murah US$ 5.000. Kayu pilihan mencapai US$ 10 ribu atau Rp120 juta-an lah," ujarnya.
Meski laris manis di luar negeri, Tiar mengakui di pasar lokal Indonesia, produknya tak banyak dilirik. Sebab harganya masih dianggap mahal. pembeli Indonesia menurut Tiar masih branded oriented.
Padahal, satu unit snare drum produksinya hampir setara dengan satu set drum lengkap kualitas sedang produksi pabrikan Indonesia. Adapun satu set drum true solid wood di atas Rp100 juta.
"Rata-rata membeli per unit snare drum. Sebagian besar adalah kolektor," ucapnya.