Cilacap, Gatra.com – Drum kayu solid buatan pemusik Cilacap, Bahtiar Zulham (25 th) laris di Pasar Eropa dan Amerika. Harganya pun tanggung-tanggung, mencapai ratusan juta rupiah per set.
Harganya begitu mahal karena kualitas dan keunikannya. Yang kedua, untuk memperoleh bahan baku berkualitas, Bahtiar, harus berburu bahkan hingga luar Jawa.
Bahtiar mengatakan, sementara ini dia dan ayahnya membuat drum kayu dari beberapa kayu yang sebenarnya sudah populer dan tersedia banyak di Indonesi. Namun, syarat agar kayu solid adalah usia tuas.
Contohnya, Kayu Mahoni atau Mahogany yang dia gunakan setidaknya berusia 40 tahun. Adapun kayu jati, baru berkualitas jika umurnya lebih dari 60 tahun.
“Sekarang jarang sekali ada kayu yang berusia tua. Dan saya hanya ambil bagian bawahnya (pangkal batang bawah),” ucapnya.
Dalam pembuatan snare drum, Tiar berbagi tugas dengan ayahnya, Yasin (57). Kolaborasi ayah-anak itu juga dijadikan merk dagang drum mereka, YnT yang berarti Yasin dan Tiar.
Yasin menjelaskan, drum kayu utuh itu dibuat dari pangkal berbagai macam kayu. Ada berbagai macam kayu yang biasa digunakan, namun dia mensyaratkan hanya kayu berjenis solid dan keras saja yang akan terpakai. Hal itu untuk menjamin kekuatan perangkat drum dan suara yang dihasilkan.
"Kayu yang sudah kita gunakan adalah kayu mahoni, sono keling, jati, trembesi dan ada juga meranti. Ini saya sebetulnya punya kayu meranti tua," kata Yasin.
Tiar mengakui, kerap terkendala lantaran tak banyak kayu di Jawa yang memenuhi persyaratan. Paling bagus, kayu-kayu itu berumur di atas 100 tahun. Namun, ada pula, konsumen dari Inggris yang meminta secara khusus dibuatkan snare drum dengan bahan kayu mangga.
"Makanya, kayu lebih banyak dibeli dari luar Jawa. Dari Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Kadang kita sampai kehabisan bahan," ucap Tiar.
Menurut Tiar, konsumen akan memesan dengan jenis kayu dan ukuran tertentu. Jika tersedia bahan kayunya, maka dia pun langsung membubutnya sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Namun, jika tak tersedia bahan yang dimau, ia harus berburu kayu.
Itu pun tak bisa langsung dibuat. Sebab, untuk mengeringkan kayu tua dibutuhkan waktu antara tujuh bulan hingga setahun lebih. Kayu tak boleh terkena pancaran matahari langsung atau dioven.
"Sebab, jika terlalu cepat kering, serat kayu akan merenggang sehingga merubah karakter. Istilah orang sini, ngulet. Suara yang dihasilkan tidak akan sebagus yang dikeringkan secara alami," jelasnya.