Jakarta, Gatra.com - Kelompok Houthi Iran menjadikan enam tempat sensitif milik Arab Saudi serta tiga di Uni Emirat Arab sebagai target militernya yang diumumkan pada hari Minggu (29/12) waktu setempat. Hal itu sekaligus menunjukkan kelompok ini untuk terus berperang meskipun sebelumnya ada pembicaraan tidak resmi gencatan senjata dalam perang Yaman. 

Seperti dilansir Reuters, juru bicara militer Houthi, Yahya Saria, mengatakan, pihaknya akan menjadikan beberapa lokasi vital sebagai prioritas target operasi. Dia tidak memberikan rincian lokasi yang akan menjadi targetnya. 

Houthi telah berulang kali menyatakan bahwa mereka memiliki target di Arab Saudi dan UEA. Selain itu, mereka juga telah melakukan beberapa serangan rudal dan pesawat tak berawak di bandara sipil, infrastruktur minyak di Saudi serta ibu kota Riyadh.

Tetapi pada bulan September lalu, Houthi menyebut mereka akan berhenti menyerang Arab Saudi dengan rudal dan drone jika musuh mereka yang menyerang Yaman melakukan hal yang sama. Sejak itu, Riyadh telah meningkatkan diskusi informal dengan Houthi tentang gencatan senjata.

Saria juga menuturkan bahwa setiap serangan terhadap Yaman dan rakyatnya akan terus mendapat tanggapan yang sesuai dari angkatan bersenjata Houthi. 

UEA adalah mitra utama dalam koalisi yang dipimpin Saudi yang melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 untuk memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang digulingkan Houthi pada akhir 2014. Pada bulan Juli silam, UEA menyatakan pihaknya telah menarik pasukannya dari Yaman. 

Houthi mengklaim telah melakukan serangan besar-besaran pada 14 September terhadap perusahaan raksasa minyak Saudi, Aramco. Sementara itu, Amerika Serikat beserta negara-negara Eropa dan Arab Saudi menuduhkan serangan tersebut kepada Iran.