Semarang, Gatra.com - Uang jemaah haji asal Jawa Tengah (Jateng) yang hilang saat melakukan ibadah haji di Tanah Suci Mekah cukup tinggi.
Jumlah jemaah haji asal Jateng setiap tahun rata-rata mencapai lebih dari 30 ribu orang.
Menurut Wakil Ketua Umum Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng Prof. Dr. Ahmad Rofiq, jumlah uang jemaah haji yang hilang rata-rata mencapai Rp1 miliar.
“Angka Rp1 miliar ini dari jemaah haji yang melaporkan kehilangan karena yang tidak lapor banyak,” katanya kepada Gatra.com seusai mengisi manasik haji 2020 di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) As Shodiqiyah, Sawah Besar, Kota Semarang, Minggu (29/12).
Jemaah haji yang enggan melaporkan kehilangan uang, lanjut Rofiq, merasa malu karena khawatir terungkap uangnya halal atau tidak.
Penyebab hilangnya uang jemaah haji asal Jateng, antara lain kebiasaan membawa uang dalam jumlah banyak saat melakukan ibadah di Masjidil Haram, Mekah atau berbelanja.
Padahal, menurut Rofiq, para petugas pembimbing haji sudah mengingatkan kepada para jemaah agar tidak membawa uang dalam jumlah banyak saat ke Masjidil Haram dan tempat lainnya.
“Sebenarnya dengan adanya teknologi sekarang ini, jemaah tidak perlu lagi membawa uang cash atau tunai dalam jumlah banyak. Bawa uang seperlunya saja, kalau membayar tinggal menggesek kartu ATM,” ujarnya.
Lebih lanjut Rofiq yang pernah menjadi petugas pembimbing haji menyatakan, memang tidak mudah memberikan pengertian kepada para jemaah yang kebanyakan sudah tua-tua serta tidak pernah bepergian ke mana-mana.
Kondisi ini menyebabkan mereka sering kebingungan karena tidak hapal saat hendak kembali ke hotel tempat penginapannya.
“Saat kebingungan ini ada orang yang memanfaatkan dengan pura-pura menolong, padahal hanya ingin mengambil uang,” ucapnya.