Moskow, Gatra.com - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyebut telah meluncurkan rudal nuklir dengan kemampuan hipersonik pada Jumat (27/12). Rudal tersebut adalah senjata penghancur pertama yang diluncurkan Rusia.
Rudal yang baru diluncurkan itu memiliki sistem Avangard yang dirancang untuk diletakan di atas rudal balistik antarbenua.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan rudal tersebut merupakan salah satu jenis senjata baru yang yang dibanggakan Moskow.
Putin mengungkapkan bahwa generasi baru senjata nuklir Rusia dapat merusak hampir semua titik di dunia dan menghindari perisai rudal buatan AS. Sistem Avangard diklaim dapat menembus sistem pertahanan rudal yang ada dan yang akan datang.
“Hari ini, kami memiliki situasi unik dalam sejarah kami yang baru. Mereka (negara lain) berusaha mengejar ketinggalan kita. Tidak ada satu negara pun yang memiliki senjata hipersonik, apalagi senjata hipersonik rentang benua,” kata Putin, dikutip Reuters, Sabtu (28/12).
Peluncuran rudal hipersonik didorong pada roket menuju ketinggian antara 40 km (25 mil) dan 100 km (62 mil) sebelum meluncur di sepanjang atmosfer atas menuju target.
Senjata itu dapat mengontrol arah peluncuran dan manuver yang tidak terduga saat mendekati target. Ketika meluncur, senjata itu mengikuti lintasan yang jauh lebih datar dan lebih rendah daripada lintasan tinggi dari rudal balistik.
Di balik keunggulannya, rudal hipersonik memiliki seju lah kelemahan diantaranya keberadaannya sulit terdeteksi oleh radal dan sistem pertahanannya yang lambat merespon masalah.
Sejumlah pakar dari Barat justru mempertanyakan seberapa hebat senjata milik Rusia itu. Seorang pakar pengendalian senjata dari Middlebury Institute of International Studies di California, Jeffrey Lewis, meragukan klaim bahwa Avangard dapat menghindari pertahanan rudal.
"Saya tetap skeptis bahwa glider akan mengubah kemampuan bertahan pasukan nuklir Rusia sejak meluncur menghasilkan kecepatan yang lebih lambat daripada masuk kembali secara tradisional," katanya.