Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menuturkan, telah berkoordinasi dengan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati pada Kamis (26/12) terkait Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Dumai, Riau.
Kilang Dumai merupakan salah satu dari enam kilang minyak megaproyek yang ditargetkan selesai 2026 mendatang.
"Ada untuk mengelola di Dumai Refinery (kilang) di Dumai yang tadinya dikelola Abu Dhabi tapi dilepas. Akhirnya kita dapat Korea (Selatan). [Namun] nama Korea ini kan nama yang tidak bosa kita hafal terus. Terlalu banyak yang dibaca kita lupa," ujarnya kepada awak media di Hotel JW Marriott, Jakarta, Jumat (27/12).
Untuk merealisasikan hal ini, Bahlil membentuk tim untuk membantu percepatan pembangunan beberapa kilang minyak yang masuk dalam megaproyek.
"Nanti Awal Januari kita tindaklanjuti lagi. Kami pertemukan investor itu ke Pertamina untuk membahas teknis kerjasamanya gimana," ujarnya.
Bahlil menyebut nilai investasi yang masuk diperkirakan sekitar Rp47 triliun. Angka tersebut masih dapat berubah mengingat realisasinya secara teknis masih dalam pembahasan.
"Saya belum memasukkan sebagai target realisasi investasi tahun 2020. Itu baru masuk dalam potensi investasi di Indonesia," tuturnya.
Sebelumnya, PT Nindya Karya (Persero) dan DH Group telah menyepakati penanaman modalnya dalam proyek revitalisasi pemipaan minyak blok Rokan, Riau, dan revitalisasi kilang minyak di Dumai sebesar Rp60 triliun. DH Group yang juga perusahaan dari Korea Selatan, bergerak di bidang finansial. Kesepakatan tersebut ditandangani di Seoul, Korea Selatan pada (16/12) silam.