Palembang, Gatra.com – Hujan yang berlangsung di kota Palembang dan beberapa tempat lainnya di Sumatera Selatan (Sumsel) dalam dua hari terakhir disertai angin kencang dan petir. Kondisi ini dinilai Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) disebabkan karena menguatnya angin muson Cina Selatan yang melintas di Sumsel.
“Angin muson yang melalui wilayah Sumsel, sangat sarat uap air sehingga berpotensi hujan deras yang disertai petir dan angin kencang yang umumnya terjadi di siang-sore hari yang akan berlangsung lama terutama pada malam-dini hari,” ujar Kasi Observasi dan Informasi Stasiun BMKG SMB II Palembang, Bambang Beni Setiadji, Jumat (27/12).
Bulan Desember dan Maret ialah bulan dengan curah hujan tertinggi. Kondisi ini akan mengalami penurunan pada bulan Januari dan kembali mengalami kenaikan Bulan Maret, sampai dengan masuk musim peralihan ke musim kemarau, yakni Maret-April 2020.
“Berdasarkan pengukuran observasi yang dilakukan pada pukul 19.00 wib (12.00 UTC) dengan kecepatan angin maksimum 48 Knots (89 Km/Jam) dan hujan lebat dengan kategori ekstrim sebesar 102,6 mm yang akan terus bertambah mengingat total hujan 24 jam akan diukur pada 27 Desember 2019 07.00 WIB (00.00 UTC). Cuaca ekstrim ini mengakibatkan beberapa kerusakan bangunan, jaringan listrik PLN dan robohnya pohon wilayah Kota Palembang dan sekitarnya,” terangnya.
Secara lokal, pengaruh ini juga diakibatkan adanya awan konventif cumulonimbus, yakni awan hitam pekat yang berbentuk kembang kol dalam bentuk single cumulonimbus karena pertumbuhannya mengakibatkan perbedaan tekanan dan suhu yang cukup signifikan antara daerah terpapar ujan dan yang tidak terpapar hujan sehingga menyebabkan angin kencang.
“Perubahan karakteristik permukaan bumi (tanah) yang relatif rata akibat pembukaan lahan, kebakaran hutan dan minimnya pepohonan atau hutan membuat potensi angin kencang pada wilayah berkarakteristik seperti ini akan berpotensi sering terjadi. Kondisi ini biasanya pada pagi hari menjelang siang, ditandai dengan kenaikan temperatur yang signifikan dan udara terasa terik,” ungkapnya.
Namun secara regional, badai tropis phanfone di Laut Cina Selatan menyebabkan pertemuan massa udara (konvergensi) di wilayah Sumsel yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang disertai angin kencang dan petir.
“BKMG menghimbau masyarakat tetap update peringatan dini cuaca ekstrim di aplikasi info BMKG, apabila udara terasa terik pada pagi menjelang siang waspada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada sore harinya, lebih berhati-hati bertransportasi pada siang hingga sore hari di saat hujan, memprioritaskan penerbangan dan transportasi air 07.00-12.00 WIB serta memperbaiki struktur bangunan agar kokoh terhadap hujan dan angin kencang,” pungkasnya.