Jakarta, Gatra.com - Pengamat bidang ketahanan nasional, Kornelius Rono Wijoyo menyatakan imbauan untuk tidak mengucapkan selamat bagi yang merayakan Natal bagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur adalah bentuk bahwa pihak tersebut tidak percaya diri. Sekalipun, lanjutnya, pihak tersebut merupakan kaum mayoritas.
"Memberikan ucapan selamat pada yang merayakan Natal tidak melanggar akidah dan justru sebaliknya menunjukkan persaudaraan. Toh, ketika kita mengucapkan selamat Natal, mereka yang beragama non-Kristiani tidak berubah agamanya. Jadi, pelarangan ini adalah bentuk ketidakpercayaan diri," ujarnya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (26/12).
Tak hanya itu, Rono juga mengatakan bahwa munculnya imbauan tersebut karena salah asuhan dari pengajarnya. Padahal, lanjutnya, pengajar tersebut paham bahwa masyarakat Indonesia beragam secara kodrati dan semestinya patut disyukuri.
"Lalu juga ada salah asuhan dari gurunya dan itu bentuk penghianatan. Scara kodrati, kita sudah beragam dan seharusnya disyukuri dengan keberagaman. Seperti bunga, tidak bisa semua merah, ada yang putih lalu kuning dan semestinya dinikmati saja. Lagipula, kita tidak sakit mata melihat perbedaan," tuturnya.
Menurutnya, hal seperti ini butuh sebuah rangkulan dan penjelasan secara lembut bahwa semua masyarakat Indonesia bersaudara tidak memandang latar belakang agama. Katanya, perlu ditekankan bahwa tidak ada ruang untuk intoleransi dan bila seperti itu terus, maka mereka akan hilang dengan sendirinya.