Home Kebencanaan Sumbar Tetapkan Status Siaga Bencana Hingga 28 Februari 2020

Sumbar Tetapkan Status Siaga Bencana Hingga 28 Februari 2020

Padang, Gatra.com - Setelah banyaknya bencana hidrologi yang timbul selama musim hujan di Sumatra Barat, akhirnya Pemerintah Provinsi Sumbar menetapkan status siaga bencana banjir, banjir bandang, dan longsor hingga 28 Februari 2020. 

Sejak tingginya intensitas curah hujan mengguyur Sumbar mulai pertengahan November lalu, bencana hidrologi terus menerus berdatangan secara bergantian di kabupaten/kota setempat. Bencana hidrologi di Sumbar, sedikitnya sudah menelan korban sebanyak empat jiwa. Dua di Kabupaten Solok Selatan, satu di Dharmasraya, dan satu di Bukittinggi.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumbar, Erman Rahman mengatakan, status Siaga Bencana ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumbar Nomor 360-975-2019 tertanggal 22 Desember 2019 dan berlaku hingga 28 Februari 2020.

"Penetapan status siaga bencana banjir, banjir bandang, dan longsor juga berdasarkan perkiraan cuaca BMKG, bahwasanya wilayah Sumbar akan dilanda hujan dengan intensitas cukup tinggi hingga Februari," kata Erman di Padang, Kamis (26/12).

Dalam ederannya Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno meminta bupati dan wali kota menginventarisasi daerah rawan bencana di daerah masing-masing. Selain itu, wajib menyosialisasikan kepada masyarakat melalui mitigasi dan pencegahan bencana.

Kabupaten/Kota diminta mengaktifkan pos siaga bencana di daerah rawan bencana untuk percepatan penanganan, dan memastikan semua peralatan kebencanaan yang dimiliki di masing-masing daerah berfungsi dengan baik.

Gubernur juga meminta setiap stakeholder terkait saling berkoordinasi dengan perangkat daerah, TNI, Polri, dan relawan untuk mengantisipasi dampak bencana. Serta mengaktifkan rencana kontijensi sebagai rencana aksi dalam penanggulangan bencana.

Sejak pertengahan November hingga kini, kabupaten/kota yang sudah dilanda banjir, banjir bandang, dan longsor di antaranya Kabupaten Agam, Solok Selatan, Dharmasraya, Sijunjung, Pasaman, Pesisir Selatan, Limapuluh Kota, Kota Bukittinggi, Payakumbuh, dan Padang. Dalam bencana hidrologi tersebut ribuan rumah terdampak dan ratusan jiwa harus mengungsi. Puluhan KK harus kehilangan tempat tinggal dan harta benda karena hantaman banjir bandang dan longsor. 

257