Jakarta, Gatra.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki mengungkapkan pihaknya diamanatkan Presiden untuk meningkatkan kontribusi ekspor pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari yang saat ini 14 persen menjadi 30 persen pada 2024.
Teten mengungkapkan strateginya adalah dengan mengembangkan produk olahan berbasis komoditas agar bisa masuk ke dalam pasar domestik maupun internasional.
Salah satu komoditas yang akan ditingkatkan adalah susu. Ia pun meminta agar produksi susu bisa diperbanyak. "Kita susu masih impor, produksi dalam negeri cuma 20 persen. Kita konsumsi itu 9 juta liter per tahun. Kalau dirata-ratakan per orang 12 liter per tahun, atau satu sendok teh sehari, makanya banyak yang kuntet kan," terangnya dalam acara "Ngobrol Santai SMESCO" di SMESCO Tower, Jakarta, Kamis (26/12).
Baca Juga: Riau Pamer Produk di Jakarta
Sektor perikanan juga menjadi perhatian kementerian yang dipimpinnya. Teten menyebut permintaan berbagai komoditas perikanan seperti udang, rumput laut, dan tuna cukup tinggi. Sama halnya seperti perikanan, sektor hortikultura pun, khususnya untuk buah tropis, permintaannya kian lama makin meningkat.
"Buah-buah tropis itu banyak diminta tapi kita belum mampu [produksi banyak]. Lalu produk kehutanan yang saya sebut indigenous produk, punya nilai ekonomi tinggi. Thailand juga mengambil komoditas ini dan kita harus desain juga produknya seperti apa," tambahnya.
Sebelumnya, dalam rapat terbatas di Istana Negara, Presiden meminta Kementerian dan Lembaga harus memprioritaskan produk UMKM.
Baca Juga: Menteri Tetan Lantik Dirut SMESCO Baru, Beri Tugas Khusus
"Makanya ini adalah tantangan bagi seluruh pelaku usaha di sektor UMKM dan koperasi yang harus punya daya saing tinggi," ujarnya.
Direktur SMESCO, Leonard Theosubrata mengatakan Indonesia sebagai negara yang kaya sumber alam harus mampu memanfaatkan potensinya. Oleh karena itu, UMKM harus memiliki peran.
"Kami berusaha menciptakan standar baru dalam menciptakan produk inovatif khas Indonesia. Khas Indonesianya yang menyejahterakan. Kita harus jual yang unik dari kita. Percuma saja kalau kita jual burger ke Amerika atau sushi ke Jepang," pungkasnya.