Palembang, Gatra.com – Proses evakuasi korban bus Sriwiyaya Express pada hari kedua, Rabu (25/12) menemukan tujuh jasad penumpang, sehingga keseluruhan jumlah yang meninggal dunia sebanyak 35 orang.
Kepala Kantor Basarnas Palembang, Berty DY Kowaas mengatakan proses evakuasi pada hari kedua dihentikan pada malam hari. Pada proses evakuasi hari kedua tersebut ditemukan tujuh jasad penumpang baik yang berada di seputaran bus atau sudah ada yang terbawa arus sungai Lematang. Jika diakumulasikan dengan data korban sebelumnya, maka jumlah penumpang yang meninggal dunia sebanyak 35 penumpang,
“Dari tujuh jasad yang ditemukan pada hari kedua, seluruhnya perempuan dengan identitas yang sudah berhasil diketahui. Sehingga total korban dari kecelakaan bus tersebut sebanyak 35 orang,” terangnya dihubungi Gatra, Rabu (26/12).
baca juga : https://www.gatra.com/detail/news/463483/ekonomi/kecelakaan-bus-di-perbukitan-sumsel-butuh-jembatan-lematang
Adapun ketujuh korban ditemukan dalam waktu yang berbeda. Pada pagi hari sampai dengan pukul 10.35 wib, tim gabungan pencarian menemukan tiga korban, pada pukul 12.55 wib ditemukan satu korban, sedangkan pada pukul 15.22 wib ditemukan dua jasad korban dan pada pukul 16.41 wib ditemukan kembali satu orang korban.
“Proses pencarian dihentikan sementara pada pukul 18.00 wib dan akan dilanjutkan pada hari ketiga proses evakuasi yang dimulai pada pukul 07.00 wib,” terangnya.
Adapun, jasad ketujuh korban tersebut dievakuasi ke rumah sakit Basemah Pagaralam. Dikatakan Berty, proses pencarian terkendala akibat adanya cekungan di dasar Sungai Lematang sehingga mengharuskan personil melakukan penyelaman. Selain kedalaman, arus yang kuat juga mempengaruhi proses pencarian. Proses pencarian dilakukan sampai dengan seluruh penumpang bus yang mengalami kecelakaan pada Senin (23/12) ditemukan.
“Sampai saat ini, jumlah manives penumpang juga belum diketahui, akan tetapi proses evakuasi akan terus dilakukan sampai dengan tidak mungkin diketemukan lagi korban yang berada di lokasi kejadian kecelakaan tersebut,” pungkasnya.
Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara menyatakan hampir sebagian besar penumpang yang ditemukan dalam kondisi terjepit di dalam bus setelah terjatuh ke jurang lalu ke sungai. Polisi juga masih memperkuat penyebab terjadinya kecelakaan tunggal bus tersebut.
“Untuk sementara dipastikan bus berkecepatan tinggi sebelum jatuh dan korban meninggal dunia lebih banyak akibat terjepit di dalam bus,” ucapnya.
Selain korban, evakuasi juga dilakukan pada bus dengan nomor polisi BD 7031 AU. Proses evakuasi diawali dengan bagian atas bus yang disingkirkan menepi ke pinggir Sungai Lematang.