Home Teknologi Air Laut Hijau di Padang, LIPI Larang Konsumsi Ikan Tercemar

Air Laut Hijau di Padang, LIPI Larang Konsumsi Ikan Tercemar

Padang, Gatra.com - Fenomena air laut menghijau di kawasan Pantai Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), menjadi perbincangan banyak kalangan. Termasuk peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dinas Perikanan dan Kelautan, hingga pegiat lingkungan.

Menurut Peneliti Plankton Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Arief Rachman, berdasarkan analisis visual, sekilas memang blooming fitoplankton atau mikroalga (marak alga). Dikatakan, blooming itu umumnya berdurasi pendek di Indonesia. Namun, disarankan pemerintah setempat memantau dan menguji lebih lanjut.

"Semoga tidak diikuti ikan mati massal, dan sementara diimbau untuk tidak mengonsumsi ikan. Terutama kerang-kerangan yang diambil dari lokasi kejadian marak alga itu,” katanya di Padang, Selasa (24/12).

Arief tidak ingin berasumsi banyak, ketika dikaitkan dampak air laut menghijau terhadap terumbu karang dan ekosistem di sekitar Perairan Bungus Teluk Kabung. Ia menilai, dampak terhadap terumbu karang kemungkinan tidak terlalu besar, kecuali kalau durasinya lama.

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Yosmeri masih sedang melakukan penelitian penyebab dari perubahan warna air laut tersebut. Dugaan sementara karena blooming alga, ledakan populasi plankton yang cukup besar, meskipun belum bisa dibuktikan secara langsung.

“Kita sedang meneliti, dan belum dapat menyimpulkan secara langsung, tapi dugaan awal blooming terus meningkatnya klorofil, sehingga membuat penampakan perairan menjadi hijau,” kata Yosmeri di Padang.

Meriussoni Zai, pegiat lingkungan dan perairan di Sumbar menuturkan, peristiwa menghijaunya air laut di sepanjang perairan pantai Bungus Teluk Kabung itu hal yang wajar.  Diduga karena banyak zat organik masuk ke laut yang bisa disebut proses zat hara.

Menurut Meriussoni, masuknya zat organik ke laut biasanya dari limbah rumah tangga dan unsur lainnya. Apalagi di kawasan itu, ada muara aliran sungai yang bersinggungan langsung dengan laut. Ia menganggap, ekosistem ikan tidak akan berkurang namun akan mencari perairan daerah lain.

“Ekosistem di sana seperti ikan, masih tetap bertahan tetapi dengan mencari oksigen air yang cukup melalui area yang berarus dan terbuka,” jelas penggiat dari Yayasan Cahaya Maritim (Camar) itu.

1065

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR