Home Kebencanaan Musim Hujan Lebat, Bencana Hidrologi Masih Ancam Sumbar

Musim Hujan Lebat, Bencana Hidrologi Masih Ancam Sumbar

Padang, Gatra.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mewaspadai bencana hidrologi yang masih mengintai wilayah setempat akibat tingginya intensitas hujan hingga Februari 2020.
 
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat kunjungannya ke Padang, Senin (23/12) menyatakan, banjir, banjir bandang, longsor dan pohon tumbang masih berpotensi menghantui Sumbar dengan tingkat intensitas hujan mencapai 100 mililiter per hari. Normalnya curah hujan hanyalah berkisar 200-250 ml per bulan. 
 
"Intensitas hujan mencapai 100 ml dalam sehari seperti yang terjadi di Kabupaten Solok Selatan hingga menyebabkan banjir, banjir bandang, dan longsor dan berpotensi hingga akhir tahun. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terutama untuk kemungkinan banjir, banjir bandang dan longsor," ucap Dwikorita di Padang.
 
Dia mengatakan, sebelum banjir bandang menghadang, masyarakat bisa melihat dari tanda-tandanya. Kalau cuaca di atas gunung sudah gelap, warga yang bermukim di bawah harus menjauh dari sungai sesegera mungkin untuk menyelamatkan diri.
 
Warga yang tinggal di pinggiran sungai juga bisa mengenali dengan perubahan air yang tiba-tiba keruh. Jika hal tersebut sudah terjadi, artinya debit air dibagian hulu sudah besar dan harus segera keluar dan menjauh dari sungai. Dia juga menyatakan, puncak musim hujan akan terjadi pada Februari dengan tingkat intensitas huujan mencapai 400 ml. 
 
BMKG juga memprakirakan dalam sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Sumatra Barat dan beberapa wilayah Indonesia lainnya. 
 
Meningkatnya aliran massa udara menuju wilayah Indonesia akibat aktifnya monsoon Asia menyebabkan potensi peningkatan massa udara basah, terjadinya area pertemuan udara, dan perlambatan kecepatan angin di sebagian wilayah Indonesia. Sementara itu, suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia cenderung menghangat yang menambah suplai uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan. 
 
"Hasil analisis kondisi atmosfer terpantau beberapa indikasi munculnya potensi hujan lebat di wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo dalam keterangan tertulisnya diterima Gatra, Selasa (24/12).
 
Pada periode 23 - 25 Desember, hujan lebat disertai angin kencang akan terjadi di Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua.
 
Sedangkan pada periode 26 - 29 Desember, hujan lebat akan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.
 
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin," ungkapnya.
208