Melbourne, Gatra.com - Para peneliti menemukan cara baru untuk menghentikan penyebaran malaria. Metode ini menargetkan enzim yang mendukung perkembangan parasit dan menghambat kemampuannya untuk ditularkan antara manusia dan nyamuk.
Dikutip medicaldaily.com, studi baru yang diterbitkan dalam Laporan Sel menunjukkan bahwa menggunakan plasmepsin V dapat membantu para ilmuwan membuat obat baru untuk memerangi malaria. Enzim memainkan peran penting dalam pengembangan gametosit, satu-satunya bentuk parasit, plasmodium falciparum yang dapat ditularkan dari manusia ke nyamuk.
Plasmodium falciparum telah dikaitkan dengan 90% dari semua kasus malaria di seluruh dunia. Para ilmuwan sebelumnya menemukan kesulitan untuk mencegah penyebaran malaria, karena parasit terus bermutasi dan dapat mengembangkan resistensi terhadap terapi yang ada.
Untuk memblokir plasmepsin V selama pertumbuhannya, para peneliti menggunakan penghambat molekul kecil. Metode ini memotong tahap transmisi dari siklus hidup plasmodium falciparum.
"Sangat menyenangkan, menemukan plasmepsin V berperan dalam penularan malaria dan kami dapat menargetkan plasmepsin V untuk menghalangi penularan ke nyamuk. Ini menunjukkan, bahwa plasmepsin V adalah target untuk obat penghambat transmisi," kata ketua peneliti, serta profesor di Walter and Eliza Hall Institute dan University of Melbourne, Justin Boddey yang dilansir dari Medical Daily, Selasa (24/12).
Boddey menambahkan, mereka hanya membutuhkan konsentrasi optimal dari inhibitor atau dosis yang lebih rendah untuk membunuh gametosit dan mencegahnya ditularkan ke nyamuk. Studi terbaru mendukung temuan sebelumnya yang menunjukkan plasmepsin V adalah target obat yang efektif untuk membunuh parasit malaria.
Pada tahun 2014, para peneliti menemukan, bahwa memblokir enzim dapat membantu membunuh parasit malaria dalam tahap darah aseksual dari siklus hidupnya. Ini adalah tahap ketika gejala penyakit, seperti demam, kedinginan, nyeri otot dan mual, mulai muncul.
“Penelitian kami menunjukkan kalau pengobatan antimalaria yang menargetkan plasmepsin V memiliki potensi, tidak hanya dalam pengobatan penyakit, tetapi juga sebagai tindakan pengendalian populasi preventif,” terang seorang ahli biologi kimia di Walter and Eliza Hall Institute, Brad Sleebs.
Tim berencana melanjutkan penelitian untuk melihat bagaimana metode mereka mempengaruhi plasmepsin V di bagian terakhir dari siklus hidup malaria. Penelitian ini bertujuan menggunakan enzim yang dapat mengembangkan target obat multi-tahap yang akan bekerja baik untuk mengobati maupun mencegah penyebaran malaria.