London, Gatra.com - Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho, mengkritik teknologi VAR setelah kartu merah yang diberikan kepada pemain depan Spurs, Son Heung-min pada laga melawan Chelsea Minggu waktu setempat.
Kepercayaan Mourinho terhadap VAR justru merusak citra liga terbaik di dunia. Hal ini terjadi ketika Spurs memprotes pemberian kartu merah Son Heung-min . Son diusir dari lapangan karena kedapatan menendang bek Chelsea Antonio Rudiger saat Tottenham kalah 2-0 di London atas The Blues.
Peristiwa tersebut terjadi pada menit ke-62 setelah diikuti intervensi VAR. Sejatinya, wasit Anthony Taylor awalnya tidak melihat pelanggaran sebelum ia diberi masukan oleh asisten video wasit, Paul Tierney.
"Situasi dengan Son, kurasa [Paul] Tierney salah. Itu keputusan yang salah. Ini adalah Inggris, Liga Premier. Kompetisi terbaik di dunia, dengan karakteristik bahwa jika kita mengubahnya, kita akan membunuh liga terbaik di dunia," Ujar Mourinho seperti dilansir Fox Sports.
Paul Tierney menyetujui dan Anthony Taylor, secara langsung, lima meter dari situasinya, memutuskan tidak memberikan kartu merah. "Jadi siapa yang menjadi wasit permainan?," tanyanya.
Lebih lanjut, Mourinho pun kecewa dengan keberadaan VAR yang seharusnya membantu permainan sepak bola dan menghilangkan kontroversi. Namun, ia justru malah menjadi sumber kontroversi baru.
"VAR seharusnya mendukung sepak bola, untuk membawa sebuah kebenaran kepada khalayak. Mereka melakukan itu dengan keputusan penalti dan mereka membunuh permainan dengan keputusan [Kartu merah] Son," tutur Mourinho.
Atas hasil tersebut, Mourinho telah mengalami kekalahan dalam tiga pertandingan sejak menggantikan Mauricio Pochettino. Tottenham hanya bisa mencetak dua clean sheet dalam 18 pertandingan Liga Premier musim ini, dengan salah satu dari mereka datang dalam enam pertandingan dibawah nahkoda Mourinho.
"Aku tahu cara memperbaikinya. Namun, untuk melakukannya 100%, saya akan menggunakan kualitas yang ingin kami pertahankan," katanya.
"Tidak sulit untuk meletakkan semua fokus pada clean sheet, pada peningkatan organisasi defensif dan mencoba untuk memperbaiki kesalahan. Tetapi dengan para pemain yang kami miliki, dan kebiasaan mereka, hal yang sulit adalah untuk memperbaikinya tanpa kehilangan kualitas yang bisa kami miliki ofensif. Jadi kita butuh waktu," pungkasnya.