Batangahari, Gatra.com - Mhd. Fadhil Arief mengatakan sumber daya pangan Kabupaten Batanghari, Jambi menginjak level berbahaya apabila tidak dikelola dengan baik. Penyataan ini disampaikan Fadhil di hadapan pengurus DPD Partai Perindo Batanghari, Ahad malam (22/12).
"Sumber daya pangan Batanghari berbahaya apabila tidak dikelolah dengan baik. Sawah tidak dikelolah dengan optimal, tanaman hortikultura tidak diberdayakan," ujar Fadhil.
Menyikapi ancaman ini, Fadhil meyakini rakyat atau masyarakat Kabupaten Batanghari butuh perubahan kepemimpinan. Ia bilang orang Batanghari biasa bermain di zona nyaman.
"Sehingga mereka susah untuk membuat perubahan. Berbeda takut. Karena inovasi pasti ada yang mengejek awalnya. Coba kawan-kawan lihat perjalanan Jokowi menjadi Presiden. Kita saja, dulu sempat mengejek. Wali Kota nyalon Gubernur DKI. Gubernur DKI nyalon Presiden dan beliau memang anti mainstream," ucapnya.
Pemerintah Kabupaten Batanghari ke depan hasil dari Pilkada serentak 2020, kata Fadhil, harus bisa menjadikan RPJMD berpihak penuh terhadap ekonomi kerakyatan.
"Jadi, ekonomi kerakyatan itu betul-betul untuk rakyat. Bukan untuk judul kampanye saja. Sudah jelas-jelas rakyat Batanghari 80 persen petani, bagaimana anggaran itu menjurus kepada arah petaninya, supaya berpihak kepada rakyat," katanya.
Menurut pria yang pernah menjabat Plt Sekda Kabupaten Batanghari ini, terkadang yang menyampaikan visi tidak paham dengan ekonomi kerakyatan dan yang mendengar juga tidak paham.
"Akhirnya hanya jadi judul saja. Ini harus kita ubah. Saya yakin kawan-kawan di Perindo punya semangat ini. Jadi ada semangat yang sama dan perlu kita bangun. Terkadang banyak cobaan," ujarnya.
Ia berkata pilkada serentak 2029 terhitung sembilan bulan lagi dari sekarang. Tentu banyak rintangan, halangan dan cobaan. "Karena dalam Pilkada sama dengan orang pacaran. Banyak godaan, di antaranya ada yang tidak sampai nikah. Sama halnya orang Perindo di goda-goda," ucapnya.
"Bagaimana kekuatan iman, kekuatan keyakinan dan integritas kita diuji. Saya selalu bilang dengan kawan seiring seperjuangan akan tereliminasi sebagian sebelum hari H. Itu tidak menutup kemungkinan. Karena dia tidak akan kuat cobaan imannya. Tinggal yang berimanlah yang sampai ke ujung," katanya.
Fadhil menyakini banyak orang Batanghari yang mempunyai keinginan Perubahan. "Kita juga harus pakai lembaga. Karena politik sekarang sudah ilmiah. Tidak bisa lagi main rasa-rasa. Bahwa 68 persen orang Batanghari ingin perubahan. Ingin mengubah hidupnya, ingin mengubah Kabupaten Batanghari," ujarnya.
Masyarakat ingin Kabupaten Batanghari ada yang dibanggakan. Karena sampai hari ini ditanyakan kepada masyarakat apa yang menjadi kebanggaan Kabupaten Batanghari, tidak ketemu jawabannya.
"Misalnya bangga dengan kota pendidikan atau kota pertanian atau kota wisata. Kedepan harus ada perubahan. Masyarakat harus punya letupan semangat. Saya yakin kawan-kawan Perindo punya semangat tinggi. Sehingga kalau nanti main ke Jamtos, ini orang Batanghari ya, yang sawahnya bagus-bagus. Ada yang dibanggakan," ujarnya.
Perubahan Kabupaten Batanghari akan membuat anak-anak sekolah sekarang menjadi semangat. Bahwa daerah yang mereka dikenal orang.
"Kalau kita biarkan Batanghari seperti ini terus, kasihan generasi muda kita," ucapnya.
Fadhil bilang ada 30 persen mata pilih tidak bisa dikendalikan. Mereka adalah generasi (Z) yang akan bermain dengan pikirannya sendiri. Mereka ini orang-orang yang akan membuat perubahan, karena tidak terkontaminasi dengan zaman sebelumnya.
"Dan dia tidak akan mengingat sebelumnya. Jadi generasi ini agak berpikiran maju. Dia akan memandang bagaimana orang membawa mobil. Memandang kaca spion hanya sekali-sekali dan lebih banyak memandang ke depan," ucapnya.