Toronto, Gatra.com - Ilmuwan Kanada ternama dan pakar HIV/AIDS, Frank Plummer telah diakui pekerjaannya terkait penyakit menular yang memengaruhi kebijakan kesehatan masyarakat di Kanada dan di seluruh dunia. Ia adalah Profesor Emeritus Kedokteran, serta Mikrobiolog Medis yang terkemuka di University of Manitoba dan saat ini sedang mengembangkan vaksin HIV.
Dr. Plummer juga seorang alkoholik keras yang hampir bunuh diri dengan minum terlalu banyak alkohol. Ia mengaku pernah minum 20 ons wiski setiap malam sebelum tidur.
Seperti yang kita tahu, kebiasaan yang tidak sehat ini memiliki konsekuensi yang tidak sehat pula. Hal itu bahkan menyebabkan Plummer mengalami gagal hati kronis dan transplantasi hati pada 2014. Tetapi pengalaman ini tidak cukup meyakinkan Plummer untuk menghentikan kebiasaannya.
Baca Juga: Perda 0 Persen Alkohol Bakal Digodok di Pati
Mengetahui tidak mungkin ada transplantasi hati kedua baginya, Plummer memutuskan untuk mengambil tindakan drastis. Ia mengajukan diri untuk menjadi orang pertama di Amerika Utara yang menerima pengobatan eksperimental stimulasi otak dalam atau deep brain stimulation (DBS) untuk melawan gangguan penggunaan alkohol.
Percobaan ini memungkinkan ahli bedah mengebor lubang ke tengkorak Plummer. Dokter kemudian memasukkan elektroda ke otak Plummer dan perangkat DBS yang disebut neurostimulator atau alat pacu. Neurostimulator memungkinkan dokter untuk merangsang bagian otaknya yang terkait dengan dopamin, yang merupakan zat kimia yang membuat pemberian makan tambahan terasa enak.
DBS adalah prosedur bedah saraf yang melibatkan penempatan neurostimulator, yang memancarkan impuls listrik melalui elektroda implan ke target spesifik di otak atau inti otak. DBS secara langsung mengubah aktivitas otak secara terkendali. Meski memang prinsip dan mekanismenya yang mendasarinya tidak sepenuhnya dipahami sampai hari ini.
Baca Juga: Benarkah Anggur Merah Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung
Sebenarnya, DBS telah lama digunakan untuk pengobatan gangguan pergerakan, termasuk penyakit parkinson, tremor esensial, dan distonia. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui penggunaan DBS sebagai pengobatan untuk tremor esensial dan penyakit Parkinson pada 1997.
Para peneliti di Amerika Serikat dan di tempat lain juga telah berhasil menggunakan DBS untuk membantu orang mengatasi kecanduan opioid dan metamfetamin. Plummer, bagaimanapun, adalah pasien pertama yang menggunakan DBS untuk menyetop kecanduan alkoholnya.
"Saya berjuang dengan alkohol dan saya sudah kehabisan segalanya. Jadi, ketika saya sadar akan pelajaran baru ini, saya berpikir ya sudah mari kita lakukan. Karena kalau tidak saya akan mati," kata Plummer seperti dilansir dari Medical Daily, Senin (23/12).
Baca Juga: Polres Cimahi Tes Urine Puluhan Supir
Penelitian yang dibicarakannya adalah perawatan eksperimental kecanduan alkohol yang diawasi oleh dokter di Sunnybrook Health Sciences Centre di Toronto, Kanada.
"Terlepas dari bagaimana seseorang sampai di titik tersebut, kecanduan dipertahankan oleh sirkuit di otak yang tidak berfungsi dengan benar dibandingkan dengan kontrol yang sehat. Jadi, kondisi berbasis otak memerlukan intervensi berbasis otak," ungkap seorang ahli bedah saraf di Sunnybrook, dr. Nir Lipsman.
Plummer percaya, bahwa perawatan itu membantunya dan itu mungkin membantu banyak orang lain di masa depan. "Saya pikir ini berpotensi sangat revolusioner. Ini bukan untuk semua orang, tapi itu untuk orang-orang seperti saya yang sudah menghabiskan semua kemungkinan lainnya," pungkas Plummer.