Home Internasional Capres Petahana Afghanistan, Menangkan Pemilu Putaran I

Capres Petahana Afghanistan, Menangkan Pemilu Putaran I

Kabul, Gatra.com - Calon Presiden petahana Afghanistan, Ashraf Ghani, memenangkan hasil pemungutan suara dengan persentase tipis pada putaran pertama pilpres.  Seperti dilansir Reuters, Ahad (22/12), Komisi Pemilihan Independen (IEC) mengumumkan, Ghani mendapatkan sekitar 1,9 juta surat suara sah serta mengamankan 50,64% total jumlah suara.

Sementara itu, penantang utama Ghani yang saat ini berbagi kekuasaan dengannya, Abdullah Abdullah berada di posisi kedua dengan raihan 39,52% suara. 

Kepala IEC, Hawa Alam Nuristani mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Kabul bahwa hasil ini dapat berubah setelah hasil akhir dan harus ditinjau oleh komisi pengaduan pemilu. Jika ulasan menunjukkan suara Ghani jatuh di bawah 50%, pemilihan putaran kedua akan segera dilaksanakan. 

Abdullah menyatakan, dirinya tidak menerima hasil awal dan bahwa komisi tersebut telah gagal untuk mengatasi kecurangan pemilu. "Hasil yang berdiri didasarkan pada penipuan dan tanpa mempertimbangkan tuntutan kami yang sah, tidak akan pernah diterima," katanya. 

Dengan 9,7 juta pemilih terdaftar, menurut IEC, 1,9 juta pemilih di Afghanistan untuk pemilihan presiden tergolong rendah. Pada bulan lalu, IEC mulai menghitung ulang ribuan surat suara karena adanya kesalahan dalam sistem. 

Hal itu sontak membuat kubu Abdullah protes dan keberatan dengan adanya penghitungan suara ulang karena dianggap upaya untuk menambah suara untuk Ghani. Namun, IEC menolak tuduhan tersebut. 

Sebagai protes, para pendukung Abdullah memblokir kantor-kantor IEC di tujuh provinsi utara untuk mencegah penghitungan suara ulang. Hal itu mengakibatkan penundaan pengumuman hasil penghitungan suara. 

Akhirnya pekan lalu, Abdullah mengizinkan adanya penghitungan suara ulang. Tetapi dirinya memperingatkan bahwa ia tidak akan menerima hasil curang. 

Kedua kubu ini dianggap telah membuat kekacauan politik yang berkepanjangan akibat keduanya sama-sama mengklaim kemenangan sebelum surat suara dihitung. Tidak sedikit warga yang khawatir hal ini akan membelah masyarakat akibat terlalu tegangnya kontestasi politik yang berlangsung di negara itu. 

107