Palembang, Gatra.com – Kota Palembang diguyur hujan beberapa hari terakhir, yang disertai oleh angin kencang dengan kriteria ekstrim. Akibatnya, sejumlah atap rumah dan pohon roboh.
Data Stasiun SMB II Palembang, BMKG Sumsel mencatat pengaruh angin ekstrim dengan kecepatan 47 knot (87 km/jam) akibat adanya awan konvektif cumulonimbus, yakni sejenis awan hitam pekat berbentuk kembang kol yang dalam bentuk single cumulonimbus. Jenis awan ini berimbas pada perbendaan tekanan dan suhu yang cukup signifikan antara daerah yang sudah hujan dan belum (akan) hujan sehingga mengakibatkan angin kencang,
“Seiring masuknya musim hujan di wilayah Sumsel pada skala meteorologi dengan indikasi menguatnya angin muson Cina Selatan yang melalui wilayah Sumsel yang sarat uap air mengakibat potensi hujan yang disertai petir pada siang dan sore hari. Potensi hujan ringan akan berlangsung lama pada malam hari hingga dini hari,” terang Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorlogi SMB II Palembang, Bambang Benny Setiaji, Minggu (22/12).
Selain itu, angin kencang juga dipengaruhi oleh perubahan karakteristik permukaan bumi baik akibat pembukaan lahan, kebakaran hutan dan minimnya tegakkan pohon.
Kata Benny, selama Desember sampai Maret ialah bulan dengan curah hujan tertinggi dan hujan akan terus berlangsung hingga musim peralihan pada Maret-April. “BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap memantau peringatan dini cuaca ekstrim di aplikasi infoBMKG, lebih berhati-hati dalam bertransportasi pada siang-sore hari, memperbaiki struktur bangunan yang kokoh terhadap hujan dan angin kencang, membersihkan dan memperbaiki drainase, tidak berteduh di bawah pohon saat hujan terjadi dan menghindari titik-titik macet saat adanya genangan akibat hujan,” ujarnya.