Jakarta, Gatra.com - Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II, Muhammad Awaluddin mengaku masih ada beberapa perosalan terkait fasilitas publik dan layanan di bandara. Di antaranya menyangkut konstruksi bangunan atau fasilitas dan komunikasi antar-stakeholder.
Soal konstruksi fasilitas bandara, Awaluddin menjelaskan hal itu terkait jarak tempuh antara fasilitas satu dengan lainnya. Sebab sebelumnya, ia pernah rasakan sendiri saat mengukur jarak tempuh antara ekskalator dengan pintu keluar gate yang menghabiskan waktu hingga 15-17, menit tanpa melakukan aktivitas lain atau mengobrol.
Atas dasar itu, Awaluddin mengkhawatirkan tiga prioritas penumpang pesawat. Di antaranya ibu hamil, orang sakit atau berkebutuhan khusus dan orang lansia.
"Ibu hamil, sakit, difable, lansia itu harus ada alat bantu. Kalau tidak, akan tidak nyaman. Kalau sehat ya enggak apa-apa jalan juga," kata dia dalam sesi diskusi 'Pelayanan Berkelas, Liburan Puas' di Terminal 3 Soekarno-Hatta, Tangerang, Ahad (22/12).
Selain jarak tempuh antarfasilitas, Awaluddin membeberkan soal numpuknya antrian di imigrasi bandara. Ia menceritakan, beberapa kali Bandara Soekarno-Hatta melayani empat penerbangan sekaligus dalam waktu yang sama. Itu artinya, ada sekitar 400 penumpang yang mengantri.
Awaluddin menyebut membludaknya penumpang itu membuat imigrasi juga kewalahan. Terkadang imigrasi hanya buka dua desk saja melayani tumpukan penumpang itu.
"Koordinasi stakeholder ini yang harus baik. Konstruksi dan stakeholder yang kita struggling," ujarnya.
Selaras dengan masalah itu, Awaluddin mengantisipasi keluhan masyarakat keluar dari media sosial. Menurutnya, era media sosial membuat masalah apa pun berujung viral.
"Enggak ada surat pembaca atau email. Cerewet semuanya di media sosial," ujarnya diselingi tawa.