Palembang, Gatra.com – Pengelolaan lingkungan terutama di Sumatera Selatan (Sumsel) membutuhkan kemitraan. Hal ini yang menjadi penekanan oleh Koordinator Kemitraan Pengelolaan Lanskap Ekoregion (KOLEGA) Sumatera Selatan (Sumsel), Najib Asmani dalam diskusi nasional “South Sumatra High Level Stakeholder Dialogue (SSHLSD) di Hotel Aryaduta Palembang, Jumat (20/12).
Dikatakannya, Sumsel merupakan provinsi yang terlebih dahulu mengaplikasikan pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan lanskap berkelanjutan sejak 2015 lalu. Kemitraan dan masukan dari stakeholder ialah kunci guna merawat pengelolaan lingkungan Sumsel berkelanjutan.
“Kemitraan adalah kata kunci dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Isu lingkungan hidup dan pengentasan kemiskinan tidak bisa dijalankan secara parsial, namun perlu sebuah keterpaduan melalui pendekatan kemitraan para pihak,” ungkapnya
Sumsel dinilai telah menjadi contoh bagi Indonesia dalam pembangunan berkelanjutan sekaligus kemitraan pengelolaan lanskap. Hal ini membuktikan jika upaya pelestarian alam dan pengentasan kemiskinan bisa dijalankan secara terpadu dan kolaboratif.
Wakil Ketua Komisi VII, DPR RI Alex Noerdin, mengatakan komitmen pengelolaan lingkungan Sumsel tidak bisa dilaksanakan sendiri, akan tetapi harus melibatkan berbagai pihak lain, termasuk negara lain.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan APBN dan APBD. Perlu bantuan negara lain dengan cara menjual Sumsel melalui berbagai ajang dan seminar internasional,” ujar Alex.
Dikatakan Alex, pengelolaan lingkungan Sumsel sebelumnya melibatkan lima negara lainnya sehingga berimbas pada pengurangan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada 2018.
Reporter: Karerek