Jakarta, Gatra.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) menugungkapkan kerumitan dalam membokar sindikat narkotika. BNN menganalogikan keberadaan sindikat itu seperti sarang laba-laba.

"Sindikat ini tidak bisa berdiri sendiri, sindikat itu seperti jaring laba-laba, kalau kita tangkap yang satu, tidak berarti sindikat itu mati dengan sendirinya," ujar Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol. Arman Depari saat ditemui di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (20/12).

Arman menambahan jika misalnya sebuah sindikat diungkap mungkin gaya akan membuat selnya terputus saja. Namun, keseluruhan sindikat itu tidak akan mati.

"Sel yang lain masih hidup dan itu tidak hanya di Indonesia, mungkin mereka ada sebagian di Malaysia, sebagian ada di Taiwan," ujarnya.

"Misalnya, bahan bakunya, prekursornya kemungkinan berasal dari Cina atau India, tapi dibuatnya itu di Myanmar, Laos, atau Thailand, disimpannya bisa di Malaysia transitnya bisa di Indonesia kemudian terus ke Australia atau New Zealand, bisa lagi balik ke Indonesia," tambahnya.

Untuk itu dalam mengatasi hal tersebut BNN berupaya untuk menyita aset atau kekayaan yang dimiliki oleh para pelaku pengedar narkotika. Hal itu dilakukan agar mereka tidak bisa beroperasi lagi nantinya.

"Salah satu yang menjadi senjata kita itu menyita aset dan keuangannya supaya mereka tidak lagi bisa beroperasi makanya itu vital," tegasnya.