Merangin, Gatra.com – Akibat tergiur dengan fasilitas yang ditawarkan Ghozi Tour and Travel Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin akhirnya memberangkatkan rombongan guru ngaji dan pegawai sarak. Ironisnya, puluhan jemaah yang diberangkatkan malah terlantar.
Ceritanya, 50 jemaah Umroh yang dibiayai Pemkab Merangin plus 28 jemaah yang berbiaya sendiri ini diberangkatkan dari Merangin pada Senin (16/12) lalu, namun hingga Jumat (20/12) ini, rombongan masih belum sampai ke tanah suci. Mereka masih tertahan di sebuah hotel di Jakarta.
Ditundanya keberangkatan puluhan orang calon jemaah Umroh tersebut belum diketahui pasti apa penyebabnya. Informasi yang berkembang, Travel Umroh yang digunakan Pemerintah Kabupaten Merangin tersebut merupakan Travel bodong alias tidak memiliki izin resmi. Ada juga yang menyebut jika puluhan calon jemaah tersebut gagal berangkat karena diamankan oleh pihak imigrasi dan polisi setempat. Bahkan ada pula yang menginformasikan bahwa tiket menuju tanah suci belum ada sama sekali.
Namun informasi tersebut ditepis oleh Kabag Kesra Merangin, Abdul Aziz. Ia memastikan bahwa menyebutkan jika Travel tersebut memiliki izin resmi. Hanya saja untuk di Merangin, Ghozi Tour and Travel hanya menunjuk H. Haidir sebagai pengurusnya.
"Jika bodong, mustahil kita memilih Ghozi sebagai Travel yang membawa calon jamaah Umroh. Surat izinnya lengkap. Dokumennya ada tapi saya tidak pegang. Yang pegang itu Kabid dari Kemenag. Beliau ikut berangkat sama jemaah itu, tapi biaya sendiri,” kata Abdul Azis, Jumat (20/12).
Abdul Azis menyebut jika proses penunjukan Travel untuk membawa jemaah tersebut memiliki kriteria tersendiri, seperti pemberangkatan menggunakan pesawat Garuda kemudian penginapan di dekat tempat ibadah dan sebagainya.
Sebelum ditunjuk menjadi Travel kepercayaan, ada beberapa Travel yang juga menawarkan jasa keberangkatan tersebut namun hanya Travel Ghozi yang memenuhi standar dan kriteria yang mereka inginkan.
"Kalau tidak salah lebih dari tiga Travel yang menawarkan pengajuan. Setelah dipertimbangkan, akhirnya dipilihlah Travel yang sekarang. Kami sangat kecewa dengan kejadian ini. Kita akan evaluasi lagi,” ujar Abdul Azis.