Jakarta, Gatra.com- Tak ada penambahan pasukan atau pengamanan khusus setelah tewasnya dua anggota TNI akibat tembakan yang dilancarkan kelompok bersenjata di Papua, Rabu (18/12). Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dipakai sebulan lalu tidak akan diubah.
"Tidak ada (penambahan pasukan), menggunakan pasukan yang sudah tergelar. Baik pasukan organik, Kodam sana, armada, dan Angkatan Udara di sana, maupun yang memang sudah berkekuatan sejak lama, sejak beberapa bulan lalu," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Mayjen Sisriadi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (20/12).
Terkait lolosnya kelompok bersenjata dari pantauam hingga bisa menembak dia anggota TNI pun tak diketahui secara pasti. Sisriadi hanya menyebut dirinya tak mengetahui kejadian persisnya.
"Tapi secara teknis gimana. Kalaupun saya tau, saya tidak akan kasih tahu. Tapi saya tidak tau, informasi sampai teknisnya seperti apa kita belum tau. Hal ini karena memang bukan saluran ke saya. Salurannya ke komandonya," tukasnya.
Dua prajurit TNI yang tewas itu pun diberi penghargaan pangkat Anumerta. Pemberian pangkat itu secara otomatis diberikan apabila prajurit gugur dalam bertugas.
"Kalau itu penugasan, pasti. Jadi enggak pakai keputusan itu. Aturan tentang administrasi prajurit seperti itu. Ketika penugasan (gugur), maka dia dengan sendirinya [mengalami] kenaikan pangkat anumerta," ujar Sisriadi.
Sebelumnya, dua anggota TNI Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky tewas saat kontak senjata antara TNI dengan kelompok bersenjata di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
"Kontak tembak yang terjadi pada Selasa (17/12), sekitar 15.30 WITA dan menyebabkan dua prajurit TNI gugur saat melaksanakan tugas dalam menjamin keamanan warga Papua," kata Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/2).
Sus Taibur melanjutkan, saat melaksanakan patroli keamanan jelang Natal di kawasan tersebut, terjadi kontak tembak yang mengakibatkan dua prajurit TNI gugur. Aparat sebelumnya mengaku kerap mendapat laporan gangguan keamanan oleh kelompok bersenjata dari warga sekitar.