Semarang, Gatra.com - Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah (Jateng) tetap melakukan budidaya padi varietas lokal di sejumlah daerah.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah (Jateng), Ir. Suryo Banendro, menyatakan varietas padi lokal yang dibudidayakan antara lain jenis rojolele, mentik, dan pandanwangi.
“Varietas padi lokal dibudidayakan di sejumlah daerah seperti di Klaten, Kendal, Brebes, Karanganyar, dan Magelang,” katanya kepada Gatra.com di Semarang, Jumat (20/12).
Budidaya padi varietas lokal, lanjutnya, merupakan amanat Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. “Jadi ini sesuai amanat UU agar padi varietas lokal tetap dipertahankan,” ujarnya.
Kepala Seksi Bina Usaha Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng, Opik Mahendra, menambahkan, budidaya padi varietas lokal jenid padi itam dilakukan di Karanganyar , Brebes, dan Kendal.
Kabupaten Karanganyar juga melakukan budidaya varietas padi pandanwangi dan cempo, Kabupaten Klaten padi Rojolele dan mentik wangi, dan Kabupten Magelang padi mentik susu.
“Varietas padi dibudidayakan sesuai dengan lahan di daerah tersebut, tapi bila ada daerah lain memiliki kesesuian lahan yang sama maka bisa diadopsi,” kata Opik.
Menurut dia, untuk bisa menjadi varietas lokal padi yang bisa dibudidayakan di tingkat petani ada prosedur yg harus dijalankan serta mendapat izin dari Pusat Perlindungan Varietas dan Perizinan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.
“Hasil produksi variatas padi lokasi masih bagus yakni sekitar 5 ton per hektare. Harga untuk untuk rojolele organik antara Rp17 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram,” ujar dia.