Home Ekonomi Alasan Mengapa Rudiantara Pas Jadi Calon Kuat Dirut PLN

Alasan Mengapa Rudiantara Pas Jadi Calon Kuat Dirut PLN

Jakarta, Gatra.com - Pengamat BUMN sekaligus Managing Director Lembaga Manajemen FEB UI, Toto Pranoto mengungkapkan alasan mengapa Rudiantara cocok menjabat sebagai Direktur Utama PLN. Menurutnya, dengan latar belakang dan pengalaman yang dimiliki Rudiantara saat ini menjadikannya sosok yang dicari oleh Menteri Erick Thohir guna membenahi salah satu perusahaan pelat merah tersebut.

"Kalau menurut saya, Menteri Erick Thohir itu mungkin ingin segera mendapatkan sosok-sosok yang dianggap kuat, memiliki kompetensi, dan track record yang bagus dalam mengurus BUMN dan pengalaman publik lainnya," ujarnya saat ditemui di kampus Universitas Indonesia (UI), Jalan Salemba Raya, Jakarta, Kamis (19/12).

Toto mengatakan, Rudiantara memiliki pengalaman menjadi eksekutif di BUMN serta di bidang telekomunikasi. Bahkan dia sempat menjabat Wakil Direktur PLN. Dengan bekal tersebut, Toto menilai sosok pria yang akrab disapa Rudi ini, dapat memperbaiki kekuatan perusahaan dalam jangka waktu pendek dan panjang.

Baca Juga: Masuk Bursa Dirut BUMN, Begini Tanggapan Rudiantara

"Saya kira dengan pengalaman-pengalaman itu, Kementerian BUMN ingin mendapatkan orang yang dianggap betul-betul pas bisa mengatasi problem-problem BUMN dalam jangka pendek atau pun nanti yang jangka panjangnya," tutur Toto.

Selain pengalaman di korporasi, pengalaman Rudiantara di dalam kabinet pemerintahan juga akan menjadi nilai tambah tersendiri. Dia menilai, Rudiantara memiliki akses jaringan yang luas ke segala sektor serta memiliki kualitas pengambilan keputusan yang baik.

"Jadi saya kira Pak Rudi bisa duduk dalam posisi yang pas untuk menjalankan fungsi tadi," kata Toto.

Baca Juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, PLN Jamin Tak Ada Pemadaman

Dia juga menjabarkan beberapa tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh jajaran direksi PLN, termasuk Rudiantara yang hampir pasti akan menjabat sebagai Dirut PLN. Salah satu yang disorotinya adalah perlu dilakukannya renegosiasi dengan para pembangkit listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) yang memasok listrik kepada PLN. 

Saat ini, lanjutnya, sistem take or pay yang diterapkan oleh IPP kepada PLN menjadi persoalan tersendiri. Hal itu disebabkan adanya keadaan over supply yang terjadi di wilayah Jawa dan Bali, sedangkan PLN harus membayar semua kontrak dengan para IPP yang telah disetujui. Dengan demikian, Toto mendorong adanya semacam renegosiasi antara PLN dengan semua IPP.

Dengan kondisi tersebut, Toto menyatakan kemampuan negosiasi yang baik yang dimiliki oleh Rudi akan membantu menyelesaikan persoalan operator listrik Tanah Air. "Dengan pengalaman dia dulu sebagai Wadirut tugasnya apa sih? Dia dulu melakukan semacam restrukturisasi atas aspek keuangan PLN," ucapnya.

173