Home Ekonomi Petani: Harga Bawang Merah Naik Jelang Nataru Lumrah

Petani: Harga Bawang Merah Naik Jelang Nataru Lumrah

Pati, Gatra.com - Petani bawang merah di sentra Desa Pagerharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Pati, mengakui jika harga bawang merah dari tangan petani mengalami kenaikan menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru (Nataru). 
 
Petani bawang merah, Ngatawi mengatakan, kenaikan harga bawang merah berbeda tergantung ukuran. Misalnya untuk bawang merah super cross Rp28 ribu, sementara ukuran tanggung besar Rp26 ribu, dan untuk ukuran tanggung Rp25 ribu per kilogram dari tangan petani. 
 
"Hari ini harganya memang segitu, soalnya untuk harga sayuran seperti bawang merah itu sewaktu-waktu bisa berubah, jarak satu minggu saja bisa naik. Kalau dari petani segitu, tapi kalau harga pengecer di pasar ya kurang tahu," ujarnya saat ditemui Gatra.com di area persawahan Desa Pagerharjo, Jumat (20/12). 
 
Melambungnya harga bawang merah, disebutnya, imbas dari musim kemarau yang berkepanjangan di Kabupaten Pati waktu lalu. Sehingga, banyak tanaman bawang merah yang tidak cukup teraliri air pada musim tanam sebelumnya. 
 
"Kurang pasokan air karena kemarau panjang sehingga tidak menghasilkan. Kalau petani yang daerahnya sulit air ya harus beli, tetapi kalau masih ada paling beli BBM untuk pompa air, biaya tambah lagi," ujar Ngatawi. 
 
Dikatakannya, bawang merah mulai merangkak naik sejak akhir Oktober silam. Selain faktor cuaca, momen penghujung tahun dan Natal merupakan faktor lain naiknya salah satu bumbu dapur tersebut. 
 
Menghadapi hari besar Natal dan Tahun Baru harga bawang merah itu naik, yang dulu-dulu seperti itu karena memang ada kemarau ya. Kalau Lebaran maupun Ramadhan belum tentu naik karena kalendernya kan Hijriyah, sebutnya. 
 
Mengenai hasil panen jika keadaan cukup normal, Ngatawi mengaku, mampu memanen hingga 10 ton bawang merah ukuran sedang dari lahan 1 hektare miliknya. Hanya saja, ia harus mengeluarkan biaya ekstra untuk memasok air di Lahan nya saat kemarau. 
 
Kalau total modal sekitar Rp70-84 juta per hektare, bisa lebih malah kalau ada hama atau kemarau, papar warga Desa Pagerharjo itu. 
 
Ditambahkan, musuh utama petani bawang merah selain cuaca ekstrem yakni hama ulat daun, bercak daun, embun dan moler. 
 
Sehingga petani harus menambah modal untuk memberantas penyakit dan hama. Untuk panen pada MT III ini sendiri, diperkirakan bakal terjadi beberapa pekan depan. 
 
"Ini kan sudah umur 39 hari, biasanya 60 hari panen, perkiraan kurang 21 hari bisa dipanen. Tidak bisa diprediksi untuk harga, tinggal hasil panen naik atau turun," ujar Ngatawi. 
 
Sebelumnya, bawang merah melonjak harganya di pasar-pasar rakyat di Kabupaten Pati. Sebut saja di Pasar Rogowongso, harga bawang yang sebelumnya Rp20 kilogram, melejit naik Rp32 ribu sejak awal Desember.
479