Jakarta, Gatra.com - Bagi Indonesia, tantangan terbesar dalam pengembangan hasil inovasi dari pengembangan dan penelitian justru datang dari kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. Hal tersebut diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro saat membuka kegiatan Business Innovation Gathering (BIG) 2019 yang diselenggarakan di Auditorium Lembaga Imu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta Selatan.
Bambang mengatakan bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia justru dapat menjadi penggoda untuk terhambatnya inovasi. Dirinya mencontohkan dengan kasus dimana saat ini Indonesia tengah mengembangkan Green Fueled, sebuah bahan bakar minyak subtitusi dari kelapa sawit.
"Green Fueled itu kita lakukan karena kita konsern dengan defisit transaksi berjalan. Mungkin hari ini semangatnya seperti itu, tapi misalkan kita enggak tahu beberapa tahun kemudian tahu tahu misalkan Indonesia menemukan cadangan minyak yang besar. Godaannya di situ. Seperti ketika Indonesia menemukan tambang minyak yang besar, masihkah kita semangat untuk bikin Green Fueled," ujar Bambang saat ditemui di Jakarta, Kamis (19/12).
Godaan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang Indonesia yang memang terhitung melimpah itu yang sangat menjadi temptation baik dari pengusaha, inovator, bahkan sampai masyarakatnya. Hal itu pula yang dinilai Bambang menjadi penyebab majunya negara seperti Korea dan Jepang dalam hal inovasi.
"Kenapa kita slow, kalau dibandingkan Korea dan Jepang. Karena di Korea dan di Jepang tidak pernah godaan seperti yang dialami di Tanah Air, di Indonesia terlalu banyak godaannya. Temptation [godaan] yang dimaksud adalah yang namanya sumber daya alam," jelas Bambang.
Namun, Bambang mengatakan sejatinya kita bisa mengubah godaan sumber daya alam yang melimpah sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi sektor inovasi. Untuk itu, jika kita ingin mengarahkan negara sebagai negara maju, Menteri Bambang mengajak semua pihak untuk menggunakan SDA sebagai dasar atau basis dari inovasi.
"itu memang kekayaan yang kita miliki. Kita diberkati sumber daya alam. Tetapi supaya kita tidak tergoda terus, marilah semua kita gunakan sumber daya alam kita, sebagai dasar untuk inovasi. Penciptaan nilai tambah, subtitusi impor tampaknya harus menjadi yang terdepan di dalam inovasi kita. Sehingga kita bisa membantu permasalahan ekonomi, tapi di sisi lain juga bisa memperkuat nilai tambah dari sumber daya alam kita," pungkasnya.