Jakarta, Gatra.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah merilis laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga periode 30 November 2019. Menurut laporan tersebut, defisit APBN sudah mencapai Rp368 triliun, melebar 2,29 persen dari proyeksi sebelumnya.
"Sampai akhir November, estimasi defisit dari 1,46% di 2019 atau Rp 296 triliun melebar menjadi 2,29% dari PDB atau Rp 368 triliun di akhir November 2019," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Kamis (19/12).
Meski begitu, Sri Mulyani yakin, angka tersebut masih dapat menurun hingga akhir tahun nanti. Sebab, menurut catatan Kemenkeu, defisit APBN telah mengalami penurunan dari yang sebelumnya 2,29 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Jadi kita proyeksikan, di akhir tahun 2019, defisit masih akan berada di 2,1 persen sampai 2,2 persen. Pokoknya di kisaran 2,2 persen bukan di 2,3 persen," imbuh dia.
Sementara itu, menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tu menjelaskan, kenaikan defisit APBN pada November 2019 terjadi karena masih tidak seimbangnya belanja negara dengan jumlah penerimaan. Pada periode tersebut, tercatat total penerimaan baru mencapai Rp1.677 triliun atau 77,5 persen dari target APBN 2019, yang ditetapkan sebesar Rp2.168,1 triliun.
Sedangkan untuk belanja negara per November 2019, baru mencapai Rp2.046 triliun atau setara dengan 83,1 persen dari APBN 2019. Realisasi ini naik 5,3 persen dari estimasi yang telah ditetapkan.