Karanganyar, Gatra.com - Memasuki tahun 2020, Kabupaten Karanganyar membutuhkan perubahan menyeluruh dari cara konvensional menuju milenial di berbagai aspek. Cara berfikir tangguh dan percaya diri dalam menjawab kebutuhan pasar menunjang perubahan tersebut.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan penjabaran itu pada pembangunan tahun 2020 bertema Karanganyar Maju dan Tangguh.
“Tangguh memiliki pengertian basis karakter, kultur budaya masyarakat Karanganyar harus tangguh karena perubahan masif dilalui mulai 2020. Ini suklus 20 tahunan. Dulu reformasi di 1998 banyak melahirkan pemikiran baru. Seperti itulah sekarang,” katanya kepada Gatra.com di Karanganyar, Kamis (19/12).
Menurutnya, modal perubahan telah disiapkannya. Di tahun 2020, pemerintah dituntut menjadi agen promosi produk unggulan daerah. Akses pasar ke produk tersebut disiapkan dalam data tunggal yang komprehensif. Kepercayaan publik terhadap produk tersebut tak boleh ditawar lagi. Peran wisatawan selain mengisi pundi-pundi kas daerah juga selaku pembawa informasi positif ke pasar lebih luas.
“Kita akan ekspose besar-besaran produk. Agar memudahkan memasarkan dan menghadirkan wisatawan. Anak muda di masing-masing desa perlu berperan lebih,” katanya.
Promosi secara online membutuhkan sigle data yang dimiliki instansi terkait. Ia memisalkan permintaan daging sapi, dimana jumlah dan kualitas dapat ditayangkan dan diakses secara cepat dan update.
“Basis data menjadi tolak ukur. Pasar mudah membacanya. Kepala Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) harus siap menjadi marketer. Menjelaskan data dan membuka peluang kerjasama lebih baik,” katanya.
Juliyatmono meyakini efisiensi telah dilakukannya di bidang organisasi maupun belanja tidak langsung. Adapun perayaan yang bersifat menghamburkan anggaran, langsung ditepisnya.
“Hingga akhir tahun tinggal dua kegiatan tasyakuran HUT ke-102 Kabupaten Karanganyar. Yaitu khitanan massal dan pengajian Cak Nun,” katanya.
Untuk mengukur percepatan pembangunan di 2020, ia memasang survei tingkat kepuasan di tiap program.
“Ruang berkompetisi diukur dengan grafik. Saya memiliki anggaran survei. Semua disurvei, seperti pelayanan publik dan keberhasilan OPD menjalankan programnya. Saya enggak mau lagi dituding subyektif memberikan kebijakan,” katanya.