Jakarta, Gatra.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya secara resmi mengonfirmasi adanya wabah Demam Babi Afrika (ASF) di Sumatera Utara. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 820 Tahun 2019 yang diterbitkan sejak dua minggu lalu.
"Kita sudah keluarkan Permentan (Kepmentan) untuk mengatakan, kita terjangkit itu, tetapi tidak seluruh indonesia hanya kabupaten-kabupaten tertentu di Sumatera Utara dan sudah dalam penanganan yang sangat serius, termasuk mengisolasi daerah-daerah itu," tuturnya kepada awak media di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (18/12).
Terdapat 16 Kabupaten/Kota yang terjangkiti wabah tersebut, yaitu Kabupaten Dairi, Kabupaten Humbang Hasudutan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Karo, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Langkat, Kota Tebung Tinggi, Kota Pematang siantar, dan Kota Medan.
"Kalau sudah terjangkit berarti di daerah itu harus dimusnahkan, dikubur, dengan cara-cara yang sudah dilakukan," katanya.
Syahrul berharap adanya wabah Demam Babi Afrika tersebut tidak mengganggu ekspor babi Indonesia karena masih terbatas penyebarannya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor babi dari Indonesia sebesar 25.713 ton pada Januari-Oktober 2019 meningkat sebesar 13,88% dibanding periode yang sama pada tahun 2018, yaitu 22.580 ton.
"Kita sudah (tangani) cukup intensif, walaupun kita masih ada pada pulau-pulau tertentu," ujarnya.
Sebelumnya, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) melaporkan, Indonesia telah terjangkiti ASF per 12 Desember 2019. Namun hanya terbatas di Sumatera Utara. Dalam laporannya, FAO tengah menyiapkan rekomendasi penanganan ASF bagi Pemerintah Indonesia.